Pilpres 2024
Sekjen MUI Buya Amirsyah Doakan Gerakan 'Pilpres 2024, Duet NU-Muhammadiyah' yang Digagas ICMI Muda
Sekjen MUI Buya Amirsyah doakan gerakan 'Pilpres 2024, Duet NU-Muhammadiyah' yang Digagas ICMI Muda.
Doa Restu MUI Pusat
Menyambut maksud dan tujuan kunjungan silaturrahmi strategis ICMI Muda, Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan mengawalinya dengan membacakan dua doa.
Yang pertama, doa Nabi Musa dalam Surah Thaha ayat 25-28. Yang kedua, doa Nabi Muhammad SAW dalam Surah Al-Isra' ayat 80 saat hendak hijrah ke Madinah ketika orang-orang kafir ingin membunuhnya.
"Dua doa ini sengaja saya bacakan di awal supaya menjadi penyemangat ruh jihad kita. Doa pertama itu ketika Nabi Musa berhadapan dengan Fir'aun, Terhadap perilaku-perilaku Fir'aun di Indonesia ini, semoga semangat doa itu dapat kita tularkan lewat forum yang sangat mulia ini," jelas Buya Amirsyah.
"Doa yang kedua, Ya Allah masukkan kami dalam golongan yang benar. Jadikan kekuasaan penolong kami, sulthanan nashira. Jangan sampai kekuasaan menzalimi umat dan bangsa ini, seperti digambarkan oleh ustadz Iqbal tadi," lanjutnya.
Selanjutnya Buya Amirsyah mengajak ICMI Muda bersama-sama dengan umat untuk kompak bersatu dan tegak lurus dalam berbangsa dan bernegara.
Menurut Buya Amirsyah, salah satu kegelisahan kolektif yang dirasakan hari ini dalam kaitannya dengan problematika bangsa adalah kegelisahan menguatnya oligarki politik dan oligarki ekonomi.
Karena itu, ICMI Muda harus menjadi garda terdepan dan berperan aktif sebagai lokomotif perubahan yang mampu melawan kedua oligarki tersebut.
“Kegelisahan kita itu disebabkan adanya oligarki politik dan oligarki ekonomi. Maka ICMI Muda dan kita semua harus mampu mengumpulkan kekuatan, kompak bersatu melawan kedua oligarki tersebut dalam rangka mendistribusikan keadilan untuk umat dan bangsa,” ujar Buya Amirsyah yang juga wakil ketua Dewan Pertimbangan ICMI Pusat.
6 Pesan Sekjen MUI Pusat
Buya Amirsyah kemudian menyerukan, setidaknya ada enam hal yang harus dilakukan dalam rangka menghadapi oligarki politik dan oligarki ekonomi tersebut.
Pertama, kompak bersatu. Memperkuat persaudaraan sesama umat (ukhuwah Islamiyah), persaudaraan antar sesama (ukhuwah Insaniyah), dan persaudaraan sesama anak bangsa (ukhuwah Wathoniyah).
“Dalam menghadapi oligarki politik dan oligarki ekonomi, umat harus kompak bersatu. Dengan kekuatan persatuan umat itu maka akan menciptakan keadilan,” kata Buya Amirsyah.
Kedua, menggunakan harta di jalan Allah dan memanfaatkan ilmu yang dimiliki. Sebagaimana sebuah hadits yang menyebutkan bahwa ada dua hal yang menyebabkan kerusakan umat di muka bumi ini, yaitu menumpuk harta dan meninggalkan ilmu.
“Karena itu, mari kita manfaatkan ilmu yang kita miliki. Dan harta yang dimiliki harus digunakan untuk mengerakkan ekonomi umat,” seru Buya Amirsyah.