Stunting
Banyak Anak Rawan Stunting, Pemkab Jeneponto Siapkan Aksi Pencegahan
Stunting dan kekurangan gizi rentan terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak.
Penulis: Muh Rakib | Editor: Muh. Irham
TRIBUN-TIMUR.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jeneponto rembuk kegiatan stunting aksi jilid III yang diselenggarakan Dinas Kesehatan (Dinkes), Selasa (2806/2022). Kegiatan tersebut berlangsung di gedung Kalabbirang, Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu.
Masalah stunting dan kekurangan gizi di Kabupaten Jeneponto kini menjadi perhatian pemerintah daerah.
Stunting dan kekurangan gizi rentan terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak.
Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar menjelaskan bahwa pencegahan dan penanggulangan stunting memerlukan keterlibatan multisektor secara terpadu.
Olehnya itu, Pemkab Jeneponto melalui Dinkes telah berupaya membuat konsep untuk menggalang potensi dan memassifkan aksi dengan melibatkan berbagai sektor strategis.
"Stunting adalah proses untuk mengatasinya, kita harus membuat perencanaan dan action yang terukur, terpadu dan berkelanjutan," ujarnya, Selasa (28/6/2022).
Lanjutnya, penanggulangan stunting di Kabupaten Jeneponto diperkuat dengan membuat rencana program atau kegiatan bersama.
"Kegiatan rembuk ini sangat baik untuk menyiapkan generasi bebas stunting di masa-masa yang akan datang," ungkapnya.
Stunting atau kurang gizi akan berisiko menghambat pertumbuhan fisik untuk anak.
Hasil penelitian memberikan fakta bahwa 6 dari 10 anak usia 0-6 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sangat rentang stunting.
Selain itu, fakta lain menunjukkan 2 dari 3 anak usia 6-24 bulan yang tidak mendapatkan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) juga rentang stunting.
Data dar iBKKBN Jeneponto menyebutkan, banyak anak-anak di Jeneponto yang rawan mengalami stunting.
Data yang diperoleh ada sekitar 39,7 persen atau sebanyak 1.587 anak beresiko stunting.
Hal ini disampaikan Sekretaris daerah (Sekda) Jeneponto, Arifin Nur.
"Data BKKBN menunjukkan posisi stunting daerah ini masih di kisaran 39,7 persen dengan jumlah anak berisiko stunting sebanyak 1.587 anak," ujarnya. (*)