Kawasan Geopark Maros-Pangkep Bersiap Menuju 'UNESCO Global Geopark'
Tim asesor dari luar negeri dijadwalkan akan melakukan asesmen atau penilaian di Kawasan Geopark Maros-Pangkep.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Tim asesor dari luar negeri dijadwalkan akan melakukan asesmen atau penilaian di Kawasan Geopark Maros-Pangkep menuju UNESCO global Geopark, Rabu (15/6/2022)
Rencananya, penilaian bakal dilakukan hingga Jumat (17/6/2022).
Penilaian akan dilakukan dua orang asesor, yaitu Dr Martina Paskova, warga negara Ceko yang merupakan Asisten Profesor Geografi di University of Hradec Kralove (Ceko).
Paskova telah terlibat dalam gerakan geopark selama hampir empat belas tahun.
Asesor kedua ialah Jakob Wallge Hansen, warga negara Denmark sekaligus Kepala Penjangkauan dan Pendidikan Geopark Global UNESCO Odsherred dan Ketua Masyarakat Geologi Denmark.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan, Muh Jufri mengatakan, Komite Nasional Geopark Indonesia sendiri sudah melakukan pra-asesmen.
Hasilnya, sejumlah catatan perlu ditindaklanjuti Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep sebelum menyambut asesor UNESCO.
Setidaknya, ada 17 halaman dipaparkan Komite Nasional Geopark Indonesia.
Di antaranya terkait aspek kebersihan dan keamanan.
"Hasil pra asesmen itu kami tindaklanjuti untuk dijadikan prioritas. Jadi antisipasi detail sudah dilakukan oleh Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep bersama dengan Disbudpar Sulsel, juga pemerintah kabupaten setempat," katanya.
Jufri menegaskan, setelah resmi berstatus global Geopark, kawasan karst terbesar di dunia tersebut tak boleh menjadi area tambang.
"Di sana kan (Maros) ada Bosowa dan Tonasa di Pangkep, tapi sudah ada koordinasi dan MoU yang kita buat," katanya.
"Sudah ada komitmen bersama bahwa mereka ini tidak akan merusak, mengganggu karst yang menjadi ketentuan Geopark Maros - Pangkep," pungkasnya.
Sementara, Sekretaris Disbudpar Sulsel, Devo Khaddafi menuturkan, ada 6 indikator utama menjadi aspek penilaian dari tim asesor UNESCO.
Yaitu aspek Geosite, Biosite, Culturesite, aspek konservasi, penelitian pendidikan, serta aspek kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.