FKPPI Sulsel
FKPPI Sulsel Tanpa Komandan, Musda Ke-X Berakhir Deadlock, Cabang Duga Ada Penyusup
Forum tertinggi tingkatan daerah itu gagal melahirkan pemimpin definitif pelanjut Syahrul Yasin Limpo.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Gelaran Musyawarah Daerah X Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) Sulawesi Selatan berakhir deadlock Minggu (12/6/2022) sore.
Forum tertinggi tingkatan daerah itu gagal melahirkan pemimpin definitif pelanjut Syahrul Yasin Limpo.
Musda ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Musda berlangsung dua hari di Balai Manunggal Mini Area Kodam VII Hasanuddin, Jalan Urip Sumoharjo Kota Makassar, Sabtu (11/6/2022) hingga Minggu (12/6/2022).
Informasi yang dihimpun, Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo telah terbang meninggalkan Kota Makassar. Hal ini menandakan Musda Sulsel belum bisa dilanjutkan pelantikan pengurus definitif baru.
Demisioner Plt Ketua PD FKPPI Sulsel Suwandi Mahendra yang dikonfirmasi membenar kabar deadlock ini.
"Musda berakhir. Waktu sudah lewat, ada dinamika berkembang sehingga sidang diskorsing untuk dilanjutkan kesempatan berikutnya, waktunya belum ditentukan. Karena ada permasalahan belum selesai," kata Suwandi saat dihubungi wartawan Minggu (12/6/2022).
Suwandi mengatakan, kepengurusan PD FKPPI Sulsel sudah berakhir. Statusnya kini sudah demisioner.
Kelanjutkan Musda X FKPPI Sulsel kini diambil alih oleh pengurus pusat.
Suwandi membatah tudingan sejumlah cabang atas adanya peserta gelap dari Maros dan Barru. Ia beralasan delegasi dari Maros dan Barru sudah sah.
"Dia mewakili daerah masing-masing, ada yang mewakili Maros dan Barru. Jadi sudah sah," kata Suwandi.
Sejumlah nama bersaing memimpin PD FKPPI Sulsel.
Seperti nama mantan Ketua DPRD Gowa Tenri Olle Yasin Limpo, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, hingga istri Wali Kota Parepare Taufan Pawe.
Sekretaris FKPPI Parepare Tommy Sunarto mendorong Erna Rasyid maju memimpin FKPPI Sulsel. Saat ini Erna menjabat Ketua FKPPI Parepare.
"Erna Rasyid punya relasi 20 organisasi. Ini menjadi modal. Erna turut punya banyak pengalaman, termasuk penulis buku," kata Tommy kepada wartawan di arena Sabtu (11/6/2022) kemarin.
Tommy meyakini Erna Rasyid punya kapasitas memimpin dan membesarkan FKPPI Sulsel ke depan.
Menurutnya, kader organisasi bela negara FKPPI harus memiliki pasukan yang namanya Satgas minimal satu setiap cabang termasuk bagaimana melengkapi seragam pengurus.
"Eksistensi organisasi itu identitas utamanya adalah seragam. Kemudian tugas pemimpin baru yakni meningkatkan kesejahteraan anggota melalui program ekonomi koperasi pendidikan dan kesehatan," katanya.
Ketua FKPPI Gowa, Andi Sura Suaib mengungkapkan, pihaknya menilai ada sejumlah nama figur calon ketua layak melanjtukan kepemimpinan di Sulsel.
"Antara lain Ibu Tenri YL, Bahar Ngitung, Haris YL, A. ILham Mattalatta, Andi Amran Sulaiman, Burhanuddin Andi, Adnan IYL, Marga Taufiq, Imran Amin Syam, Mawang Palaguna," kata Andi Sura.
Senada Ketua FKPPI Bulukumba Andi Zainul Sukri Sappewali mendorong nama Amran Sulaiman, Adnan, hingga Tenri Olle Yasin Limpo.
Ia berharap, FKPPI Sulsel bisa bersinegritas dalam membantu menjalankan pemerintahan.
Kedua FKPPI dapat berperan lebih aktif lagi dalam setiap gerakan, dan perlu perhatian lebih khususnya dalam bersosial.
"Kami pikir ketiga figur Pak Amran Sulaiman, Pak Adnan IYL, dan Ibu Tenri Olle Yasin Limpo pasti ingin melakukan yang terbaik. Arah dukungan kami tidak menentukan, pastinya kami hanya berharap yang tidak jauh berbeda dari pada ketiga figur bakal calon tersebut," katanya.
Ketua PC FKPPI Pangkep Satria menilai, Amran Sulaiman, Adnan IYL, ataupun Tenri Olleh YL adalah figur-figur terbaik untuk memimpin FKPII Sulsel.
"Bagi Pangkep, beliau bertiga ini lah memang yang Pangkep harapkan jadi ketua, siapaun nanti yang terpilih diantara mereka itulah yang terbaik buat Pangkep," katanya.
Ia juga berharap ketua terpilih nanti berkomitman menyiapkan sekretariat PD permanen, bukan sekretariat sementara yanga dikontrak pertahun.
"Yang kedua kita harap ketua terpilih perhatikan PC karena kalau PC Solid, maka organisasi pasti jadi besar," katanya.
Peserta Gelap
16 pengurus cabang (PC) FKPPI kabupaten/kota menolak Musda Sulsel dilanjutkan. Penolakan ini disampaikan 16 cabang karena menuding adalah peserta gelap.
Mereka memprotes keikutsertaan Plt Ketua PC Maros dan Plt PC Barru, yang sebenarya adalah anggota PAW pengurus daerah yang di-SK-kan oleh Plt Ketua PD Sulsel.
Ketua PC Gowa Andi Sura Suaib menilai, gelaran musda ini sudah tidak sejalan dengan AR/ART. Penggantian sepihak Ketua PC baginya telah melanggar mekanisme dan AD/ART.
Untuk itu, ia menilai gelaran musda sudah tidak tepat untuk dilanjutkan.
"Kita tidak ingin lagi melanjutkan musda karena PD secara sepihak mengganti dua ketua pengurus cabang. Ada peserta gelap dalam forum ini," katanya.
Andi Sura menegaskan, FKPPI bukanlah organisasi politik praktis. Untuk itu gelaran musda sebagai forum tertinggi tingkatan daerah harus menerapkan aturan-aturan organisasi.
Ia mengatakan, di kabupaten kota banyak ketua cabang yang di Plt-kan, tidak sesuai mekanisme.
Pihaknya mendapat pengakuan dari salah satu sekretaris cabang, yang sama sekali tidak mengetahui jika ketuanya sudah di Plt-kan.
"Kami minta, clear-kan dululah semua. Penetapan Plt ketua cabang harus sesuai mekanisme. Intinya, kami di Gowa, jalankan semua sesuai mekanisme," tegasnya.
Senada, Ketua PC FKPPI Luwu Andi Mudzakkar mendesak gelaran Musda tidak lanjutkan lalu diagendakan ulang.
Mantan Bupati Luwu itu mengungkapkan tidak mendapat undangan gelaran Musda X.
Padahal Ketua Cabang adalah peserta penuh pemilik suara.
"Sampai hari ini dek, saya tidak pernah mendapat undangan musda. Jadi sebaiknya musda dihelat ulang agar berjalan sesuai prosedur organisasi," kata Andi Muzakkar saat dihubungi Minggu (12/6/2022).
Sementara itu Sementara, Ketua FKPPI Pangkep, Satria Hasan, mengatakan, Musda FKPPI merupakan perhelatan akbar.
Jika dibandingkan dengan musda-musda sebelumnya, jauh sebelum musda dilaksanakan gaungnya sudah terdengar. Baliho para calon sudah terpasang dimana-mana, begitupun visi misi mereka.
"Saya lihat memang ada unsur dipaksakan, panitianya tidak siap dan hanya segelintir yang mempersiapkan musda ini," kata Satria.(cr2)