Amirullah Nur
Tinggalkan Demokrat, Amirullah Nur: Mau Tunjuk Orang Sepotong Jadi Ketua Terserah Ni'matullah
Saat itu Demokrat Sulsel meraih 11 kursi, hanya kalah dari Golkar 18 kursi yang dipimpin Gubernur Syahrul Yasin Limpo saat itu.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua DPC Demokrat Kabupaten Maros, Amirullah Nur memastikan akan mundur dari partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam waktu dekat.
Amir, sapaan, ingin mengikuti langkah Ilham Arief Sirajuddin (IAS) mencari partai baru.
Mantan anggota DPRD itu tidak ingin lagi memimpin DPC Demokrat Maros.
Ia mempersilakan Ketua DPD Ni'matullah Rahim Bone mencari pemimpin cabang baru.
"Jadi saya tidak akan mencalonkan diri lagi, silakan cari pengganti Ketua Demokrat Maros. Apakah mau menunjuk kambing sepotong, orang sepotong jadi ketua, terserah. Itu haknya saudara Ni'matullah," katanya di Cafe Ko Heng Jalan Boulevard, Makassar, Sabtu (11/6/2022).
Amir berharap partai segitiga mercy tetap jadi partai besar ke depan.
Ia mendoakan Demokrat mampu mempertahankan posisi 4 besar di Sulsel ke depan.
Amir mengenang Demokrat pernah berjaya meraih posisi kedua di Sulsel pada 2014 lalu.
Saat itu Demokrat Sulsel meraih 11 kursi, hanya kalah dari Golkar 18 kursi yang dipimpin Gubernur Syahrul Yasin Limpo saat itu.
Pada pemilu 2019, Demokrat (10 kursi) turun ke posisi keempat , di bawah Golkar 13 kursi Nasdem 12 kursi dan Gerindra 11 kursi.
"Kita doakan Demokrat Sulsel ke depan minimal mempertahankan posisi empat besar. Jangan sampai turun ke posisi kelima atau keenam. Itu tugas saudara Ni'matullah. Kita membantu lewat doa sekarang," katanya.
"Jadi suka-suka kita dong mau pindah partai. Yang penting tidak meninggalkan beban. Saudara Ni'matullah jangan komentari kader yang mau pindah, itu hak kader dalam sebuah organisasi," lanjutnya.
Amir mengatakan tidak ingin bertahan di Partai Demokrat karena sudah menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus DPD Demokrat Sulsel periode 2016-2021.
Ia menyebut istilah, bertahan di Partai Demokrat bagaikan menjilat kembali air ludahnya.
"Presiden BJ Habibie secara kesatria memutuskan tidak mencalonkan diri sebagai calon presiden setelah LPj ditolak," katanya.
"Untuk itu kami secara kesatria ingin mundur dan tidak ingin lagi dipimpin saudara Ni'matullah. Kalau saya tetap di Demokrat, sama saja saya muntah, saya jilat lagi air liur saya. Iya toh," lanjutnya. (*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita