Politeknik ATI Makassar
Unit Teaching Factory Politeknik ATI Makassar Jaring Inovasi Mahasiswa Lewat Program PKM-T
PKM-T dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas dan inovasi.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Politeknik ATI Makassar melalui unit Teaching Factory menjaring karya inovasi mahasiswa.
Penjaringan ini dilakukan dalam rangka program Pekan Kreativitas Mahasiswa Teknologi (PKM-T) Tahun 2022.
Program ini sebagai bentuk implementasi pembelajaran teaching factory yang telah diterapkan di Politeknik ATI Makassar.
Konsep pemberlajarannya, berbasis produksi barang atau jasar mengacu pada standar dan prosedur di dunia industri.
Ketua Unit Teaching Factory, Abdul Nasser Arifin menjelaskan PKM-T merupakan program bantuan dari Politeknik ATI Makassar.
Mahasiswa memiliki kesempatan mengajukan proposal guna merealisasikan ide dan inovasi dalam membantu industri berskala mikro atau kecil.
PKM-T dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas dan inovasi.
Tentunya dengan berlandaskan penguasaan sains dan teknologi.
"Mahasiswa diberi peluang untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, tanggungjawab dan membangun kerjasama tim maupun mengembangkan kemandirian melalui kegiatan kreatif," jelas Abdul Nasser Arifin kepada Tribun-Timur.com, Rabu (8/6/2022).
Dosen Prodi Teknik Manufaktur Industri Agro ini menambahkan proposal PKM-T yang diajukan mahasiswa wajib menerapkan prinsip-prinsip teaching factory.
"Output dari proposal yang diajukan mahasiswa bisa berupa model, desain, atau alat yang sudah beroperasi dengan sempurna. bisa juga berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan. Jika sudah memiliki draf paten menjadi nilai tambah," ucap Abdul Nasser.
Untuk bidang penerapan teknologi, Politrknik ATIM juga melibatkan beberapa reviewer.
Terdiri dari akademisi, Dinas PMD Provinsi Sulsel dari unsur birokrat, dan PT Kawan Lama dari unsur industri.
Nasser menyebut beberapa karya mahasiswa dari program PKM-T tahun 2021 lalu telah dimanfaatkan beberapa UMKM yang ada di Sulsel.
Diantaranya alat penyortir biji kopi otomatis dipakai di Toraja Kawaa Roastery dan alat perajang pisang untuk bisnis keripik pisang.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz
Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita