8 Polisi Terluka Usai Bentrok dengan Warga Salassa Lutra, 1 Orang Alami Patah Tulang Hidung
Selain korban luka, sejumlah kendaraan dan rumah warga pun rusak terkena lemparan batu.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Waode Nurmin
TRIBUNLUTRA.COM, BAEBUNTA - Delapan personel kepolisian dari Polres Luwu Utara dan Batalyon D Pelopor terluka.
Saat mengamankan aksi penutupan jalan yang dilakukan warga di Kelurahan Salassa, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Jumat (3/6/2022).
Salah satu polisi yang terlukan berpangkat perwira.
Satu polisi yang terluka kini mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Djemma Masamba karena mengalami patah tulang hidung hingga mengakibatkan pendarahan.
Pada Jumat (3/6/2022) sore, warga yang berunjuk rasa memblokade Jalan Poros Trans Sulawesi hingga mengakibatkan arus lalu lintas lumpuh total.
Selain itu, warga juga melakukan aksi pembakaran ban.
Tak lama berselang, personel pengamanan tiba di TKP.
"Namun mereka langsung mendapatkan serangan dari warga berupa pelemparan dengan menggunakan batu yang telah disiapkan hingga membuat sejumlah personel terluka," kata Kasubag Humas Polres Luwu Utara, Iptu Kawaru, Sabtu (4/6/2022).
Adanya aksi anarkis yang dilakukan warga membuat aparat langsung mengambil tindakan tegas dan terukur.
Sesuai prosedur untuk mengurai massa dan membuka jalan bagi pengguna jalan yang tertahan akibat aksi itu.
Selain korban luka, sejumlah kendaraan dan rumah warga pun rusak terkena lemparan batu.
Aksi penutupan jalan masih terkait dengan polemik sengketa lahan lapangan sepakbola di Kelurahan Salassa.
Dimana berdasarkan laporan warga, dalam kasus tersebut terdapat adanya pengrusakan fasilitas lapangan berupa tiang gawang.
Polres Luwu Utara sendiri sampai saat ini telah mengamankan dua orang tersangka yang berstatus dibawah umur.
Sedangkan pelaku lainnya masih dalam pengejaran polisi.
Sementara itu, terkait dengan aksi kekerasan yang mengakibatkan sejumlah personel kepolisan terluka, pihak Polres Luwu Utara telah mengamankan tiga orang terduga pelaku.
Dan telah mengantongi sejumlah nama pelaku lainnya yang terindikasi terlibat dalam aksi kekerasan dengan menggerakkan massa atau melakukan tindakan provokasi.
Berdasarkan bukti berupa dokumentasi foto dan video saat aksi kekerasan terjadi.
"Nama-bnama yang telah teridentifikasi saat ini dalam pencarian," tutup Kawaru.