PLN
PLN Siap Listriki 6 Smelter di Sulawesi Sebesar 3.168 MVA
PLN berkomitmen memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk industri smelter.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PT PLN (Persero) siap menyediakan pasokan listrik yang andal untuk enam perusahaan pemurnian hasil tambang atau smelter di Pulau Sulawesi sebesar 3.168 Mega Volt Ampere (MVA).
Langkah ini guna mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah bagi produk tambang dalam negeri lewat hilirisasi mineral.
Demikian yang disampaikan Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua & Nusa Tenggara (Sulmapana) PLN, Adi Priyanto.
Itu disampaikan dalam Penandatanganan MoU 6 Pelanggan KTT Regional Sulmapana dengan Total Daya 3.168 MVA' di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Jumat (3/6/2022).
Adi Priyanto menyebut keenam perusahaan tersebut yakni PT Sarana Mineralindo Perkasa sebesar 90 MVA, PT Gorontalo Mineral sebesar 100 MVA, PT Kawasan Industri Mongondow sebesar 1.000 MVA.
Lalu Huayou International Mining (Hongkong) Ltd sebesar 1.743 MVA, PT Indo Nickel Industry sebesar 85 MVA, dan PT Antam (Persero) UBPN Sultra sebesar 150 MVA.
Adi Priyanto, mengatakan smelter merupakan salah satu proyek strategis untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia.
Karena itu, PLN berkomitmen memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk industri smelter.
“Industri smelter membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan PLN siap memenuhinya dengan pasokan listrik yang andal, berkualitas, dan harga yang kompetitif,” katanya, via rilis yang diterima Tribun-Timur.com, Sabtu (4/6/2022).
Menurut Adi, pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19 telah menunjukkan adanya peningkatan permintaan listrik di Tanah Air.
PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha penyediaan tenaga listrik berkomitmen untuk memastikan pasokan listrik ke seluruh pelosok negeri.
Juga mendorong laju pertumbuhan perekonomian hingga menciptakan multiplier effect melalui kesiapan pasokan listrik untuk industri dan bisnis.
"Bentuk komitmen itu nantinya akan dituangkan dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik sebagai salah satu klausal ketepatan waktu pelayanan," katanya.
"Dengan begitu, para pemilik smelter bisa fokus pada bisnis inti perusahaan, sementara kami akan menyelesaikan kebutuhan listrik sesuai jadwal yang disepakati bersama," lanjutnya.
Adi memaparkan, saat ini pasokan daya pada sistem kelistrikan di Sulawesi surplus sebesar 616,04 Mega Watt (MW), dengan daya mampu pembangkit sebesar 3.208,75 MW (Data per 31 Mei 2022).