Pemkot Makassar
Danny Pomanto Ganti Pejabat Sering Ngopi di Warkop juga Sekdis Tak Cocok dengan Kadis
Sebanyak 457 pejabat eselon II, III, dan IV diambil sumpahnya saat pelantikan di Anjungan Pantai Losari, Kamis (2/6/2022)..
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebanyak 457 pejabat eselon II, III, dan IV diambil sumpahnya saat pelantikan di Anjungan Pantai Losari, Kamis (2/6/2022).
Danny merombak jabatan sekretaris dinas, kepala bidang, hingga tataran lurah.
11 sekretaris dinas dilantik, ada yang mengisi jabatan lowong ada pula digeser.
Antara lain, Jabbar sebagai Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dulu menjabat Sekretaris Dinas Sosial.
Baca juga: Wali Kota Makassar Danny Pomanto Lantik 457 Pejabat di Anjungan Pantai Losari, Nama-namanya
Baca juga: Gagal Duduki Kursi Kadis Dukcapil, Chaidir Dilantik Sebagai Kepala Dinas PPKB
Selanjutnya, Muh Fadly Sekdis Kebudayaan menggantikan Amaliah Malik.
Amaliah Malik dimutasi ke jabatan Wakil Direktur (Wadir) Umum dan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Kemudian Tajuddin dilantik sebagai Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman.
Sebelumnya, Tajuddin jabat Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU.
Andi Subaedah Hafid dilantik sebagai Sekretaris Dinas Sosial menggantikan Jabbar.
Lalu Syamsul Syamsudi Sekretaris Dinas Kearsipan.
Denny Hidayat Sekretaris Dinas Kominfo dimutasi ke Dinas PU sebagai sekretaris.
Selanjutnya Haidil Adha sebagai Sekban Balitbangda.
Ihsan sebagai sekretaris Satpol PP menggantikan I Nyoman Arya Purnabawa yang dimutasi ke Dinas Kebakaran sebagai sekretaris.
Kemudian Asvira Anwar Kuba dilantik sebagai Sekretaris Dinas Pertanahan.
Terakhir, Andi Tenri A Waru Natsir sebagai Sekdis Dispora menggantikan Husni Mubarak.
Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengatakan, alasannya memutar beberapa jabatan sekretaris dinas karena banyak diantara mereka tidak cocok dengan kepala dinasnya.
"Di putar, kadang tidak cocok dengan kadisnya, ini masalah ritme kerja, jadi saya bilang oke diikuti maumu, makanya ini disesuaikan, ini lebih kompetensi," kata Danny Pomanto.
Pejabat yang dilantik dan dimutasi merupakan usulan dari masing-masing OPD.
40 persen usulan tersebut dikoordinir, disesuaikan dengan latar belakangnya.
Selain itu, banyak pejabat yang juga sering menghabiskan waktunya di warung kopi (warkop) dibanding berada di kantor.
Itu menjadi salah satu penilaiannya melakukan pengocokan pejabat.
Danny membeberkan, ia merombak total seluruh pejabat di Satuan Polisi Pamong Praja.
Mulai dari Sekretaris Satpol hingga jajaran kepala bidangnya.
"Salah satu pertimbangan, makanya di Satpol saya remajakan total tidak ada bidang satupun saya pakai, semuanya segar-segar, itu artinya satpol kita akan gerak cepat, penegakan perda dan kerjasama Forkopimda akan lebih kuat," jelasnya.
Bagi Danny Pomanto, pelantikan dan mutasi adalah proses biasa dalam pemerintahan.
Idealnya, setiap dua tahun sekali juga harus dilakukan perombakan untuk menyegarkan struktur organisasi.
Ia menilai, banyak yang terlalu nyaman di jabatannya sehingga mengurangi semangatnya dalam menjalankan program.
"Orang cenderung tidak mau keluar dari zona nyaman, setelah dua tahun di tempatnya, orang akan zalim jika sudah dua tahun," tegas Danny Pomanto.
Danny menegaskan, ia bersama Wakil Wali Kota Fatmawati Rusdi, tak pernah tutup mata bagi orang-orang yang berprestasi.
"Jadi tidak usah kasi banyak dekkeng, tidak usah ada perdekkengan, kerja yang baik saja, karena kami cair orang yang kerja tuntas dan ikhlas," ujarnya.
Mantan dosen arsitektur Unhas ini mengaku, akan memantau para pegawai secara transparan.
"Saya yakin tidak ada yang lolos dari pantauan, Makanya yang cokko-cokko jangan terlalu banyak di warkop, kerja. Saya ini peminum kopi. 10 kali setiap haro minum kopi tetapi liat waktunya," pungkasnya. (*)