Suka Duka Nakes RSUD Andi Makkasau saat Pandemi Covid 19, Sampai harus Buang Air Kecil di Celana
Selain itu, kendala lain bermunculan seperti kekurangan tenaga kesehatan, minimnya APD, dan insentif.
Penulis: M Yaumil | Editor: Waode Nurmin
TRIBUNPAREPARE.COM, PAREPARE - Nasrullah seorang tenaga kesehatan (nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makkasau Parepare.
Tugas Nasrullah kala itu adalah merawat dan mengurus pasien saat Covid 19 melanda Kota Parepare.
Dia menceritakan, pasien pertama Covid-19 membuat semua nakes takut.
"Yakin, sebagai manusia normal, kita pasti ketakutan, sangat besar ketakutan kita," katanya saat di temui di RSUD Andi Makkasau, Selasa (24/5/2022) siang.
Dia pasrah saat menghadapi wabah Covid-19 dan tulus menjalankan tugas sebagai perawat.
"Nakes perempuan itu sampai menangis, seperti ada bencana besar, namun kita pasrah," ujarnya.
Saat pandemi, Nasrullah harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) selama berjam-jam.
"Dari jam dua siang sampai jam sembilan malam itu tidak di lepas-lepas. Sampai harus buang air kecil di celana," jelas Billi sapaan akrabnya.
Selain itu, kendala lain bermunculan seperti kekurangan tenaga kesehatan, minimnya APD, dan insentif.
Tenaga kesehatan yang lain menolak untuk masuk ke dalam tim perawatan pasien covid 19.
Alasannya karena ketakutan terhadap virus tersebut dan keluarga nakes tidak mengijinkan.
Billi terpaksa harus mengikuti masa karantina sebagai nakes yang berkontak dengan pasien covid 19.
Dia pun harus terpisah dengan keluarganya saat berjuang di garis depan membantu pasien covid 19.
"Keluarga sampai nangis-nangis, say halo dari jarak jauh," imbuhnya.
"Sampai-sampai anak saya tanya, kapan pulang, saya jawab mudah-mudahan bisa pulang," tutur Billi.