Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Malam Pertama Berakhir Tragis, Mempelai Pria Membabi Buta Lampiaskan Hasrat Bikin Istrinya Meninggal

Malam pertama yang seharusnya jadi momen paling menyenangkan, malah jadi tragedi. Akibat dari seorang mempelai pria secara ganas mencumbu istrinya.

Editor: Sakinah Sudin
Freepik.com
Ilustrasi. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ini kisah tentang malam pertama yang berubah jadi petaka.

Malam pertama yang seharusnya jadi momen paling menyenangkan, malah jadi tragedi.

Ya, seorang mempelai pria secara ganas mencumbu istrinya.

Dia bahkan memberikan ciuman di leher.

Suami tak sadar, aksinya itu dapat merenggut nyawa sang istri.

Usai sesi panas malam pertama, pengantin wanita lemas dan pucat.

Diapun dibawa ke rumah sakit.

Namun, nyawanya tak tertolong.

Berikut kisah lengkapnya!

Malam pertama biasanya menjadi momen yang paling dinanti-nanti oleh pasangan yang baru saja menggelar pernikahan.

Seharusnya, malam pertama menjadi momen yang berkesan dan membahagiakan.

Tapi tidak dengan momen malam pertama pasangan pengantin asal Lanh Thuy Giang, provinsi Hunan, China ini.

Dimana pengantin wanita menghembuskan napas terakhir tepat saat momen malam pertamanya dengan suami dimulai. 

Rupanya, pengantin wanita terbunuh karena ulah suaminya sendiri.

Dilansir Sosok.ID dari Tribun Medan, Jumat (22/10/2021), awalnya pasangan ini masuk kamar usai tamu undangan pernikahan pulang semua.

Saksi mata menyebut bahwa mempelai pria memeluk mencium sang pengantin wanita dengan ganas.

Tak berapa lama setelah sesi panas tersebut, pemgantin wanita mendadak pucat pasi dan tubuhnya menjadi dingin. 

Ia pun jatuh tak sadarkan diri di pelukan sang mempelai pria.

Pengantin wanita itu pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Rakyat Kedua Chengdu untuk mendapat pertolongan darurat.

Dokter pun berusaha merawat pengantin wanita itu dengan maksimal.

Sayang, nyawa sang pengantin wanita tak tertolong. 

Ia dinyatakan meninggal dunia selang beberapa waktu usai pernikahannya.

Menurut dokter, pengantin wanita meregang nyawa diakibatkan oleh ciuman di leher yang diberikan oleh mempelai pria.

Ciuman sang mempelai pria secara langsung mempengaruhi arteri karotis di bagian luar leher pengantin wanita.

Arteri karotis sendiri diketahui adalah arteri utama di daerah kepala dan leher yang terhubung ke otak dan jantung. 

Liu Jianxiong, direktur Departemen Kardiologi, Rumah Sakit Rakyat Kedua Chengdu, mengatakan kepada ETtoday bahwa dua reseptor utama yang mengatur tekanan darah dan detak jantung terletak di sinus karotis dan ginjal.

Sinus karotis terletak di kedua sisi leher, sekitar 5-6 cm dari laring.

Sinus karotis sendiri memiliki besar seukuran biji kedelai.

Gumpalan darah dapat terjadi akibat ciuman berkepanjangan yang menimbulkan bekas di leher. 

Hal itu bisa menyebabkan penyumbatan dan berpindah ke otak atau turun ke jantung.

Semakin jelas bekas ciuman, maka akan semakin besar gumpalan darahnya.

Hal itu bisa menyebabkan stroke yang mengancam jiwa.

Selain di leher, dokter menyebut ciuman di belakang telinga juga berbahaya. 

Sebab, bagian tersebut memiliki banyak saraf sensorik hang membuatnya lebih sensitif.

Sirkulasi darah di bagian tersebut juga lebih cepat dibanding bagian tubuh lainnya.

Tekanan berlebihan yang ditimbulkan oleh ciuman dapat menyebabkan kerusakan pada gendang telinga hingga gangguan pendengaran.

Kisah Lainnya: Mempelai Pria Kecewa di Malam Pertama

Cerita lain soal malam pertama juga dialami seorang pria di Taiwan.

Pria tersebut memilih jalan pintas mencari pasangan dari biro jodoh.

Hal itu dilakukan pria itu gegara mendapat desakan untuk cepat menikah.

Pria ini rela membayar Rp 500 juta pada Biro Jodoh untuk bisa dicarikan wanita yang masih gadis.

Hanya lima hari setelah berkenalan, A Zheng mengajak wanita itu menikah.

Ilustrasi pernikahan
Ilustrasi pernikahan (Tribunnews)

Namun petaka terjadi saat malam pertama.

Apa yang diharapkan tidak sesuai harapan.

Lantas apa yang terjadi?

Melansir Serambinews: A Zheng mengaku benar-benar di buat kecewa dengan wanita yang dijodohkan oleh Biro Jodoh kepadanya.

Padahal dia telah melunasi biaya Biro Jodoh sebesar 270 ribu yuan atau Rp 500 juta lebih.

Saat malam pertama, pria itu terkejut ketika melihat tubuh si wanita dipenuhi dengan gurat peregangan atau stretch mark.

Sebenarnya di biro jodoh itu, A Zheng mengajukan beberapa syarat, di antaranya si wanita harus lulus dari sekolah menengah, masih perawan dan putih.

Tidak lama kemudian, pria 35 tahun itu menerima pemberitahuan bahwa biro jodoh telah menemukan pasangan yang cocok untuknya.

Pada 26 Oktober 2020, A Zheng terbang dari Kota Kaohsiung ke Provinsi Guangxi, China untuk pertemuan pertama mereka.

Di sana, dia berkenalan dengan seorang wanita bermarga Zhao.

Saat pertama kali bertemu, keduanya menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang satu sama lain.

Di hari itu juga, A Zheng dan Zhao setuju untuk berpacaran dan menjadi sepasang kekasih.

Karena ketidaksabaran antara keduanya, hubungan asmara ini berlangsung sangat cepat.

Pada 31 Oktober 2020 atau lima hari setelah kencan pertama, A Zheng dan Zhao memutuskan untuk menikah.

Pria ini juga harus membayar pelunasan di biro jodoh sebesar 220.000 yuan (Rp 471 juta), jumlah yang kecil bagi pria itu.

Namun saat malam pertama setelah hari pernikahan, A Zheng menyadari bahwa dia baru saja menerima akhir yang "pahit" dari perjodohan ini.

Ia menemukan bahwa biro jodoh tersebut telah membuat laporan palsu, mengumpulkan uang yang berlebihan dan tidak menjalankan persyaratan dalam perjanjian.

Pada saat malam pertama, ketika A Zheng dan Zhao hendak berhubungan intim, sebuah insiden pun terjadi.

Ketika Zhao melepas bajunya, A Zheng terkejut melihat ada banyak stretch mark di perut istrinya seperti pada wanita setelah melahirkan.

Meskipun Zhao menjelaskan bahwa stretch mark adalah hal yang biasa, A Zheng tidak memercayainya begitu saja.

Setelah itu, dia diam-diam menyelidiki, bahkan lebih terkejut mengetahui bahwa Zhao memiliki seorang suami, bahkan memiliki seorang anak.

Selain itu, Zhao tidak pernah lulus SMA, semua ini melanggar perjanjian kontrak antara A Zheng dan biro Jodoh tersebut.

Tidak berhenti sampai disitu, hanya beberapa saat setelah pernikahan, A Zheng juga menemukan Zhao diam-diam bertukar pesan dengan seorang pria dari biro jodoh.

Sejak itu, perasaan A Zheng benar-benar berubah.

Ia bertekad ingin bercerai, dan pada saat yang sama ingin menggugat biro jodoh tersebut dengan tuduhan penipuan.

Namun, biro jodoh itu membantah tuduhan A Zheng.

Mereka mengatakan yang dilakukan Zhao dengan orang lain adalah masalah pasangan, tidak ada kaitannya dengan mereka.

Biro itu terus membantah bahwa Zhao dan A Zheng sudah saling kenal, mereka tidak ikut campur,

Jadi tidak ada cara untuk mengetahui apakah wanita ini masih perawan atau tidak, telah lulus SMA atau belum.

Oleh karena itu, pihak biro jodoh menegaskan bahwa mereka tidak mendapatkan keuntungan apapun, apalagi memiliki tanggung jawab untuk memberi kompensasi kepada A Zheng.

Akhirnya kasus ini dibawa ke Pengadilan Kota Kaohsiung.

A Zheng meminta kompensasi ganti rugi sebesar 1,5 juta yuan (Rp 3,2 miliar).

Namun biaya ganti rugi itu tidak memiliki dasar perhitungan yang jelas, ada banyak keraguan.

Selain itu, dalam kontrak yang ditandatangani oleh A Zheng, tidak ada ketentuan yang jelas bahwa “wanita harus lulus SMA dan masih perawan”.

Baru-baru ini, hakim pengadilan memutuskan menolak gugatan A Zheng.

Pada akhirnya, pria itu kalah dalam gugatannya dan tidak menerima biaya ganti rugi apa pun. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved