Video: 30 Finalis Dara Daeng Maros Belajar Peran Media di Kantor Tribun Timur
Forum Komunikasi Dara Daeng Maros berkunjung ke Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih No 430, Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Forum Komunikasi Dara Daeng Maros berkunjung ke Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih No 430, Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Rabu (18/5/2022).
Sebanyak 30 Dara Daeng Maros belajar terkait peran media massa saat ini. 15 dara dan 15 daeng.
30 dara daeng didampingi Kepala Bidang Pemuda Disparpora Pemkab Maros, Andi Kurniawan.
Baca juga: Belajar Peran Media, 30 Finalis Dara Daeng Maros Berkunjung ke Kantor Tribun Timur
Baca juga: Dewan Pendidikan Maros Fasilitasi Komite Sekolah, Bertemu Chaidir Syam Untuk Bahas Ini
Andi Kurniawan mengatakan, kunjungan ini bertujuan bersilaturahmi dengan Tribun Timur.
Selain itu, ia juga ingin mengajak para finalis dara daeng Kabupaten Maros belajar tentang peranan media di tengah masyarakat.
Andi Kurniawan menambahkan, para finalis Dara Daeng Maros penting mengetahui peranan media saat ini.
Menurutnya, peranan media massa sangat vital di era saat ini.
Apalagi, media sosial sangat beragam dan semarak.
Sehingga perlu bagi para finalis dara daeng mengetahui cara kerja media dan perannya dalam mengcounter berita hoaks dan menyalurkan informasi yang benar.
"Kalau generasi kami dulu masih membaca koran, tapi adik-adik sekarang jarang sekali membaca koran. Karena sudah ada gadget dan sudah serba online," kata Andi Kurniawan.
"Mereka juga perlu mengetahui bagaimana berita diolah, disajikan, dan disebarkan ke khalayak umum. Sehingga bisa menambah pengetahuan adik-adik semua," tambahnya.
Ia berharap kunjungannya ke Tribun Timur dapat menambah pengetahuan dan wawasan para finalis dara daeng Kabupaten Maros.
"Karena mereka ini adalah calon duta wisata dari Kabupaten Maros," katanya.
Sementara Ronald Ngantung menjelaskan, telah terjadi perubahan drastis di tengah masyarakat dalam mengonsumsi berita.
Di masa lalu, masyarakat bergantung pada media konvensional seperti cetak, elektronik, radio dan televisi.