Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Luncurkan Program ACTIVE, PT Mars Symbioscience Indonesia Bakal Kembangkan Kapasitas 9.000 Petani

Peluncuran program ACTIVE ini dilakukan di Mars Cocoa Research Station Attang Salo, Ma'rang, Kabupaten Pangkep.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/NURUL HIDAYAH
PT Mars Symbioscience Indonesia, resmi meluncurkan program empat tahun (2022-2026), Advancing Cocoa Agroforestry Towards Income, Value, and Environmental Sustainability (ACTIVE), Rabu (18/5/2022). 

TRIBUNPANGKEP.COM, PANGKEP - PT Mars Symbioscience Indonesia, resmi meluncurkan program empat tahun (2022-2026), Advancing Cocoa Agroforestry Towards Income, Value, and Environmental Sustainability (ACTIVE), Rabu (18/5/2022).

Peluncuran program ACTIVE ini dilakukan di Mars Cocoa Research Station Attang Salo, Ma'rang, Kabupaten Pangkep.

Dalam program ini, Mars bekerja sama dengan beberapa organisasi terkemuka, United States Agency for International Development (USAID) dan Institute for Development Impact (I4DI).

Dalam pelaksanannya, program ACTIVE akan dilaksanakan melalui pengembangan kapasitas 9.000 petani kakao di Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, dan di Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. 

ACTIVE akan bekerjasama dengan para peneliti, pelaku pasar (sektor swasta), asosiasi, pemerintah daerah, pelaksana program agroforestry, dan pemangku kepentingan kunci lainnya, baik di tingkat lokal maupun di tingkat nasional untuk menghasilkan dampak yang berkelanjutan. 

Mars, USAID, dan I4DI merancang program ACTIVE dengan tujuan memberi petani akses ke teknologi tepat guna, infrastruktur pasar, dan pembiayaan yang lebih baik.

Mars Asia Cocoa Director Fay Fay Choo mengatakan melalui kemitraan dengan USAID dan I4DI, pihaknya akan menguji dan mengidentifikasi pendekatan yang paling efektif untuk membantu petani mencapai pendapatan hidup yang berkelanjutan dan mewujudkan ekosistem kakao yang lebih beragam.

"Tujuan kami adalah agar dapat menggunakan pembelajaran dalam program sebagai informasi dan cetak biru yang dapat ditingkatkan ke seluruh rantai pasokan untuk perubahan sistemik yang tahan lama," katanya.

Sementara itu, Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen menyebutkan melalui program ini para petani akan menjadi bagian dari solusi untuk membangun ketangguhan Indonesia terhadap bencana terkait iklim yang semakin sering terjadi.

“Petani kecil akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk mendapatkan pendapatan yang berkelanjutan dan membantu memastikan pasokan kakao
Indonesia yang lebih andal dan tangguh iklim selama beberapa generasi ke depan," ujarnya.

Vice President Cocoa Strategic Sourcing, Ronita Roy, menyebutkan telah bekerja sama dengan Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur dan Kolaka Utara dan melibatkan sedikitnya 14 ribu petani dalam program ini.

"Dari segi pendampingan, kami membantu petani memilih bibit yang unggul, penganggulangan hama terpadu, soil fertility management," ujarnya.

 Ia menyebutkan, konsep eco forest ini masih terbilang baru, dimana dalam satu lahan tidak hanya ditanami sejenis tanaman saja.

"Konsep eco forest ini masih terbilang baru, dimana bibit seperti sengon, buah-buahan dan lain-lain ditanam di satu lahan, sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani," ujatnya.

Untuk menerapkan konsep ini, hak utama yang perlu diperhatikan adalah topografi wilayah yang akan disasar.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved