Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Edukasi

YAICI X Kampung Dongeng Indonesia Ajak Generasi Muda Ikut Andil dalam Edukasi Gizi

Metode storytelling merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan-pesan yang secara tidak langsung dengat dengan keseharian anak muda.

DOK PRIBADI
Foto bersama saat pengumuman pemenang lomba Story Telling Edukasi Gizi , Sabtu (14/5/2022) lalu. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Saat ini Storytelling menjadi media pembelajaran yang efektif.

Metode ini berkembang menjadi salah satu kompetensi yang perlu dikuasai anak di era digital.

Demikian disampaikan founder Kampung Dongeng Indonesia (KADO) Awam Prakoso dalam acara pengumuman pemenang lomba Story Telling Edukasi Gizi , Sabtu (14/5/2022) lalu.

Kegiatan yang digagas bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekian Indonesia (YAICI) focus pada pelibatan generasi muda untuk dapat lebih peduli lagi pada kecukupan asupan gizi.

Metode storytelling merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan-pesan yang secara tidak langsung dengat dengan keseharian anak muda, bahkan sejak usia anak-anak.

"Melalui kegiatan ini, anak akan terlatih untuk berkomunikasi, berani tampil di depan banyak orang dan juga kreatifitasnya akan terasah. Di samping itu anak juga akan terbiasa untuk belajar, menggali lebih banyak informasi, seperti dengan topik edukasi gizi seperti ini, akan lebih melekat baik untuk si anak maupun audiensnya,” kata Awam Prakoso via rilis, Senin (16/5/2022).

Lomba storytelling dengan topik edukasi gizi dan susu yang baik untuk anak telah dimulai sejak Maret 2022.

Selama kurun waktu lebih kurang 1 bulan penyelenggaraan, telah terkumpul sekitar 200 karya berupa video edukasi yang dipublikasikan di sosial media, baik melalui platform Instagram maupun youtube.

Lomba video edukasi gizi tersebut diikuti peserta dari berbagai kalangan usia, mulai dari usia dini, SD hingga dewasa.

Saat ini, telah terpilih 20 karya terbaik yang selanjutnya akan menjadi materi yang dapat digunakan sebagai materi sosialiasasi dan edukasi gizi.

Ketua Harian YAICI Arif Hidayat dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasinya terhadap KADO dan juga seluruh peserta.

"Selama ini topik gizi itu identik dengan orang tua. Tapi melalui metode storytelling ini, kita dapat menjangkau lebih banyak lagi kalangan. Bukan hanya orang tua, tapi edukasi ini langsung ke anak-anak dan para remaja, yang memang sebenarnya sasaran utama dari edukasi ini," katanya.

"Kita berharap selanjutnya, para generasi muda ini dapat menjadi agent of change untuk kita dapat memutus rantai gizi buruk di Indonesia,” jelas Arif Hidayat.

Sebelumnya, YAICI dan KADO juga telah melakukan rangkaian kegiatan literasi gizi.

Sebagaimana diketahui, Indonesia masih darurat literasi.

Hasil Programme for International Students Assessment (PISA) tahun 2018, menunjukkan bahwa 70 persen siswa di Indonesia memiliki kemampuan baca rendah (di bawah Level 2 dalam skala PISA).

Artinya, mereka bahkan tidak mampu sekadar menemukan gagasan utama maupun informasi penting di dalam suatu teks pendek. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved