Pilpres 2024
Hubungan Nasdem dan PDIP Kurang Baik, Peneliti Sebut PKS dan Demokrat Gabung dengan Airlangga
Hal itu membuat peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Rahadjo Jati, sudah mulai memprediksi.
TRIBUN-TIMUR.COM - Hubungan politik antara partai besutan Megawati Soekarnoputri, PDIP dan Nasdem disebut kurang baik.
Hal itu membuat peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Rahadjo Jati, sudah mulai memprediksi.
Wasisto mengatakan, besar kemungkinan parpol-parpol lain hanya akan merapat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan koalisi PDIP dan Gerindra dalam menghadapi Pemilu 2024.
Misalnya, PKS dan Demokrat kemungkinan bergabung dengan koalisi pimpinan Airlangga Hartarto tersebut.
“PKS dan Demokrat sepertinya bergabung dengan kubu Golkar,” kata Wasis kepada wartawan, Senin (16/5/2022).
Menurut Wasisto, dua parpol tersebut lebih dekat dengan KIB.
Sebab semuanya pernah bekerja sama dalam koalisi yang sama di era Presiden SBY.
“Karena sudah terjalin relasi dan pengalaman harmonis ketika 10 tahun pemerintahan SBY,” ucap Wasisto.

Sementara NasDem, lanjutnya, lebih memungkinkan untuk bergabung dengan poros PDIP-Gerindra.
Meskipun ia mengakui antara PDIP dan NasDem memiliki hubungan yang kurang baik.
Tapi dalam politik semua bisa sangat cair.
Termasuk hubungan antar elitenya.
“NasDem sepertinya lebih dekat ke kubu PDIP,” ucap Wasis.
Sementara PKB, Wasis melihat saat ini masih berada di tengah antara dua poros politik yang telah mengkristal tersebut.
Apalagi PKB ngotot ingin mengusung Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden.