Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Saudagar Bugis Makassar

Saudagar Bugis Makassar Nikmati Keindahan Sanset Quay di CPI, Wajib Swafoto Sebelum Merantau Lagi

Jalan santai, salah satu rangkaian acara dari Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) XXII.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
SITI AMINAH/TRIBUN TIMUR
Peserta PSBM nikmati keindahan sunset quay CPI 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jalan santai, salah satu rangkaian acara dari Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) XXII.

Jalan santai dilangsungkan di Sunset Quay, Kawasan Center Poin of Indonesia 
(CPI) Jl Metro Tanjung Bunga, Makasar.

Ribuan anggota Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut memadati area sunset quay CPI.

Mereka serentak menggunakan baju kaus pendek warna merah bertuliskan 'PSBM XXII KKSS'. 

Acara ini dihadiri langsung oleh salah satu pencetus PSBM, Aksa Mahmud.

Hadir juga Wali Kota Makassar Danny Pomanto, mantan Pangdam XIV Hasanuddin Andi Sumangerukka.

Serta beberapa  jajaran Kepala OPD Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar.

Acara jalan santai dimulai pukul 06.30 WITA. Dihadiri oleh 5 ribu anggota KKSS yang tersebar di seluruh daerah.

Salah satu peserta KKSS asal Kalimantan Utara (Kaltara) Een mengatakan, PSBM menjadi ajang untuk mengobati kerinduan di tanah lahir tercinta.

"Ini bukti kerinduan kami kepada Sulsel, kami sengaja pulang untuk hadir di PSBM ini," ucapnya kepada Tribun-Timur.com, Minggu (15/5/2022).

Ia mengaku telah mengabadikan momen di setiap lokasi acara, termasuk di kawasan CPI ini.

Baginya, ini adalah kesempatan langka untuk bisa berkumpul dengan semua anggota KKSS dari berbagai daerah.

Een menyampaikan, ia datang ke Makassar tak sendiri melainkan bersama rombongan KKSS lainnya dari Kaltara.

"Kalau di Kaltara kami banyak sekali di sana masyarakat Bugis Makassar, apalagi Gubernur dan Wali Kotanya juga orang Bugis Makassar," bebernya.

Alasannya merantau ke provinsi perbatasan dengan negara tetangga, Malaysia karena ingin mencari sesuap nasi.

Ia bekerja di perusahaan tambak gula di Kaltara, syukur keinginannya untuk memperbaiki taraf hidup di tanah rantauan bisa tercapai.

"Alhamdulillaah sudah bisa lebih baik dari sebelumnya, saya berani merantau ke sana karena memang banyak saudara, keluarga Bugis Makassar khususnya dari Pinrang yang mengadu nasib ke Kaltara," tutupnya. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved