Banjir Lutra
Derita Warga di Lutra Usai Banjir, Lewat Jembatan Penyeberangan Wajib Bayar 'Ini ji' Dicarikan Uang'
Tarif menyeberang jembatan di Luwu Utara ini tidak tanggung-tanggung, Rp10 ribu sekali melintas atau Rp20 ribu jika pulang balik

TRIBUN-TIMUR.COM - Mobilitas warga di Desa Benteng, Kecamatan Malangke, Luwu Utara, Sulawesi Selatan belum juga berangsur normal.
Sebelumnya, Desa Benteng di Malangke, Lutra ini merupakan salah satu wilayah yang tedampak banjir.
Banjir yang menghantam wilayah Luwu Utara itu terjadi beberapa waktu lalu.
Di Desa Benteng, masih terdapat jalan yang biasanya sehari-hari dilalui warga terendam air luapan sungai.
Akibatnya, mobilitas warga di Desa Benteng pun tentu terganggu.
Baca juga: Jembatan Senilai Rp6 Miliar Bone Ambruk Dihantam Banjir, Kondisinya Kini
Baca juga: Puluhan Rumah Terendam Banjir di Malangke Luwu Utara
Namun belakangan ada pihak yang membangun jembatan penyeberangan darurat.
Jembatan ini terbuat dari kayu dipasang di atas jalan umum yang masih terendam air.
Jembatan tersebut hanya bisa dilalui kendaraan roda dua atau dengan berjalan kaki.
Tentu hadirnya jembatan penyeberangan darurat ini bisa membantu mobilitas harian warga Desa Benteng.
Tapi sayangnya, pihak yang membangun atau pemilik jembatan membebankan tarif kepada setiap pengendara sepeda motor yang melintas.
Tarifnya tidak tanggung-tanggung, Rp 10 ribu sekali melintas atau Rp 20 ribu jika pulang balik.
Tarif ini dikeluhkan salah satu pengguna media sosial.
Ia menumpahkan curhatannya di akun Facebook Dewi R Ratna.
Jika dilihat dari postingannya, Dewi berstatus honorer.
"Ada lagi jembatan dibikin tetapi dibayar Rp 20 ribu PP. Bagaimana mi kasihan kita ini yang tenaga honorer? inimija dicarikan uang, gaji tidak seberap kasihan," tulisnya dikutip, Kamis (12/5/2022).