Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Makna Halal Bihalal Bagi BLK Makassar, Fitroh Hanrahmawan: Mari Bijak Tanggapi Kesalahan

Menurutnya, penting bagi dirinya dan sesama manusia untuk saling bersilaturahmi. Berkumpul dan saling memaafkan.

Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Waode Nurmin
Tribun-Timur.com/Wahyudin
Halal Bihalal Balai Latihan Kerja (BLK) Makassar di Aula Syekh Yusuf. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Balai Latihan Kerja (BLK) Makassar menggelar halal bihalal secara formal di hari kedua kerja.

Kali ini, BLK Makassar mengundang para purnabakti dan juga UPT terkait yakni BLK Pangkep dan Bantaeng.

Tema yang diangkat yakni "Mari sucikan hati untuk memperkuat tali silaturahmi di masa pandemi demi mewujudkan Indonesia yang lebih tangguh."

Acara ini berlangsung di Aula Syekh Yusuf BLK Makassar, Jl Taman Makam Pahlawan No 4, Paropo, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Selasa (10/5/2022).

Dalam acara ini, ada ratusan pegawai dan tamu undangan yang hadir. 

Para pegawai seragam menggunakan baju putih.

Kepala BLK Makassar, Fitroh Hanrahmawan mengatakan sengaja mengundang seluruh purnabakti dan juga kepala BLK Pangkep dan Bantaeng.

Hari raya Idul Fitri, kata dia, menjadi momen yang tepat untuk berkumpul, bersilaturahmi dan saling memaafkan.

Apalagi, saat ini situasi pandemi sudah mulai melandai. Dimana selama dua tahun sebelumnya, acara seperti ini tidak pernah dilakukan.

Menurutnya, penting bagi dirinya dan sesama manusia untuk saling bersilaturahmi. Berkumpul dan saling memaafkan.

Sebab, kata dia, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Baik berupa tindakan, ucapan, atau kesalahan batin sekalipun.

"Oleh karena itu, melalui halal bihalal ini, mari kita bijak menanggapi setiap kesalahan yang ada," katanya.

Dalam acara halal bihalal ini, Fitroh juga mengundang Agung Wirawan untuk menyampaikan ceramah agama.

Hal tersebut untuk mengingatkan akan pentingnya nilai agama dalam kehidupan dan pekerjaan.

Dalam ceramahnya, Agung Wirawan menyampaikan dua hal paling mendasar mengapa halal bihalal dilaksanakan.

Halal, kata Agung, bermakna baik. Kemudian kata bi merupakan penghubung, dan halal selanjutnya juga bermakna baik.

"Jadi artinya jika sesuatu yang baik dipertemukan dengan sesuatu yang baik, akan menjadi lebih baik," kata Agung.

"Halal bihalal ini juga memberikan makna bahwa siapapun manusia itu, tidak mungkin mampu hidup secara sendiri-sendiri," tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia berbeda suku, bangsa, agama dan sebagainnya, tujuannya agar bisa saling melengkapi dan berinteraksi satu dengan lainnya.

"Kita diminta bersatu. Tidak bercerai berai. Itulah kenapa halal bi halal ini harus kita selenggarakan," katanya.

Dalam ceramahnya, Agung mengajak seluruh hadirin untuk melakukan tiga hal setelah halal bihalal itu.

Pertama, siapapun itu diminta untuk melakukan pendekatan kepada Allah tanpa sekat. Hadirkan Allah dalam aktivitas apapun yang dilakukan.

"Karena manusia hanya bisa merencanakan. Tapi Allah yang menentukan happy endingnya," katanya.

Kedua, kata dia, jadikanlah diri, kemampuan, jabatan, harta, dan ilmu sebagai jembatan kebaikan.

Di Indonesia, lanjutnya, sudah banyak orang pintar dan kaya. Tapi ilmu dan hartanya tidak dimanfaatkan dalam kebaikan.

"Gunakan pangkat, jabatan, ilmu, dan harta dalam kebaikan. Jangan sampai itu semua membuat kita lupa kepada Allah," katanya.

Ketika sudah dekat dengan Allah dan memanfaatkan harta serta ilmu dalam kebaikan, hal terpenting juga perlu dilakukan adalah menyambung tali persaudaraan.

"Tali persaudaraan itu bisa disambung melalui silaturahmi seperti halal bihalal sekarang ini," katanya.

"Mari kita bersaudara dari hati ke hati. Dengan seperti ini kita akan saling memahami ketika ada yang melakukan kesalahan," tambahnya.

Setelah acara tersebut berakhir, seluruh pegawai dan tamu undangan saling bersalaman. Lalu makam bersama. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved