Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Iptu Baharuddin

Kisah Iptu Baharuddin, 30 Tahun Tugas di Jeneponto Hanya Sekali Nikmati Ketupat Lebaran Bareng Ibu

Sudah empat tahun perwira dua balok itu tidak merasakan nikmatnya suguhan Coto dan ketupat di kampung halamannya.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Hasriyani Latif
KOLASE FOTO TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Kanit Turjagwali Iptu Baharuddin (tengah) saat bertugas di pos pelayanan Operasi Ketupat, Kampung Boyong, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Selasa (3/5/2022) malam. 

"Jadi saat pemerintah mengeluarkan kebijakan pelonggaran untuk mudik, kami sudah prediksi bahwa aktivitas masyarakat akan sangat meningkat," bebernya.

Untuk menjaga kondusivitas itu, kata dia, pihaknya pun telah memberlakukan Operasi Ketupat.

"Operasi Ketupat ini berlaku mulai 28 April sampai 9 Mei, jadi selama 12 hari," tuturnya.

Operasi itu melibatkan sebanyak 4.409 personel gabungan yang terdiri dari TNI Polri dan instansi terkait dikerahkan dalam Operasi Ketupat 2022.

Terdiri dari 2.200 lebih anggota Polri, kemudian 2.100 lebih instansi terkait seperti TNI, Pemda, Satpol PP, Dishub, tenaga kesehatan dan organisasi kemasyarakatan.

Dengan adanya Operasi itu, dapat dipastikan petugas yang terlibat pun tidak dapat merayakan mudik di kampung halaman.

Terlebih mereka yang tugas di luar daerah asalnya.

Salah satunya dirasakan Kanit Turjagwali Polres Jeneponto, Iptu Baharuddin.

Iptu Baharuddin mendapat tugas sebagai wakil kepala pos Operasi Ketupat yang berlangsung selama 12 hari.

Tugas yang membawahi 35 personel untuk bertanggung jawab mengatur lancarnya arus mudik dan arus balik.

Tidak jarang, ia bertugas sejak pagi (pukul 07.00) hingga larut malam hingga tembus pukul 02.00 dini hari.

"Waktu padat-padatnya kemarin orang ziarah sama puncak mudik, sempat tembus sampai jam 2 mengatur kendaraan," kata Iptu Baharuddin ditemui di pos Operasi Ketupat, Kampung Boyong, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Selasa (3/5/2022) malam.

Sudah empat tahun perwira dua balok itu tidak merasakan nikmatnya suguhan Coto dan ketupat di kampung halamannya.

Pria asal Panaikang, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar, itu juga tidak dapat mudik karena tugas dan pandemi Covid-19.

Rindunya dengan sang ibu Haja Hawa (70) di momen lebaran pun hanya dapat disalurkan lewat video call.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved