Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Khong Guan

Selama Ini Jadi Tanda Tanya, Terungkap Alasan Tak Ada Ayah pada Gambar Kaleng Biskuit Khong Guan

Gambar di kaleng biskuit Khong Guan hanya menampilkan gambar seorang ibu dan dua anaknya yang menuangkan minuman dan memakan biskuit.

Editor: Hasriyani Latif
Kompas.com/Kistyarini
Gambar di kaleng biskuit Khong Guan hanya menampilkan gambar seorang ibu dan dua anaknya yang menuangkan minuman dan memakan biskuit, terungkap alasan ke mana sang ayah. 

"Menurut saya itu cara untuk mempengaruhi ibu rumah tangga supaya membeli. Jadi yang penting ada ibunya di situ," kata Bernardus, Selasa (30/5/2017).

"Karena yang belanja ibunya kok," tambahnya.

Bernandus menuturkan dalam proses pembuatan gambar tersebut awalnya ia membuat sketsa gambar sesuai dengan pesanan.

Gambar tersebut dibuat sekitar pada tahun 1970-an, waktu dipesan oleh sebuah perusahaan separasi film.

"Kita sketch dulu. Kira-kira seperti ini mau gak. Sampai sudah setuju kira-kira komposisinya seperti itu, baru kita lukis," ungkapnya.

Tidak banyak perubahan yang dengan gambar contoh yang disodorkan padanya waktu pertama kali menerima tawaran tersebut.

"Ya cuma ini bajunya warna kuning, yang ini merah. Kemudian anaknya yang ini rada digeser ke mari, yang ini jadi pegang biskuit. Ya begitu aja," jelasnya.

Sejarah Khong Guan

Dikutip dari Kompas.com (22/5/2021), Khong Guan merupakan produk populer di Indonesia yang berasal dari Singapura.

Khong Guan didirikan oleh kakak beradik imigran asal Fujian, China, yakni Chew Choo Keng dan Chew Choo Han.

Awalnya, mereka berdua menetap di Singapura dengan berkerja di sebuah pabrik biskuit lokal untuk menafkahi keluarganya.

Saat Jepang menginvasi Singapura, kakak beradik tersebut berlindung dengan pergi ke Perak, Malaysia dan di sana mereka mulai membuat biskuit dengan tangan untuk dijual.

Baca juga: Raja Terpelit Sepanjang Sejarah, Isap Puntung Rokok dan Pakai 1 Topi Selama 35 Tahun, Ending Tragis

Baca juga: Siapa Khalifah Pertama Bani Umayyah? Simak Sejarah, Masa Keemasan, dan Akhir Keruntuhan

Ternyata biskuit yang dijual cukup laku, tetapi di saat yang sama mereka terkendala pasokan tepung dan gula.

Minimnya pasokan tepung dan gula membuat Chew Choo Keng dan Chew Choo Han beralih menjual garam dan sabun.

Setelah Jepang tidak lagi menguasai Singapura, keduanya kembali ke Singapura dan memulai usaha biskuit lagi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved