Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Iwan Takwin, Sosok Anak Makassar di Belakang Pembangunan Jakarta International Stadium

Iwan Takwin menjabat sebagai Project Director pembangunan stadium yang terletak Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta dengan triliunan ini.

Editor: Muh Hasim Arfah
Dok Pribadi
Project Director Pembangunan Jakarta International Stadium, Iwan Takwin. 

TRIBUN-TIMUR.COM- Jakarta International Stadium belakangan ini menjadi pusat perhatian di Ibu Kota DKI Jakarta.

Sebab, Stadium berskala internasional ini menjadi salah satu stadium tercanggih di Indonesia.

Stadion ini akan mampu menampung 82.000 penonton dan menjadi stadion terbesar di Indonesia bahkan dunia mengalahkan Old Trafford, dan Allianz Arena.

Lalu siapa sosok di balik pembangunan JIS?

Ia adalah anak Makassar, Iwan Takwin.

Sahabat Iwan Takwin, Noer Putra Bahagia memperkenalkan Iwan Takwin sebagai anak Makassar

Sejak kecil Iwan Takwin suka dengan klub sepakbola asal Makassar, PSM

"Beliau ini pecinta bahkan penggila PSM," kata pejabat di Kantor Kementerian Hukum dan HAM ini.

Selain itu, Pak Putra, sapaan akrabnya, juga memperkenalkan Iwan Takwin sebagai alumnus SMA 2 Makassar angkatan 1993. 

"Performa-nya tenang dan low profile, pernah menggugah dan membuat penasaran Dahlan Iskan (mantan menteri BUMN), siapa konsultan Perencana JIS  yang ternyata asli anak Makassar," katanya.

Iwan Takwin menjabat sebagai Project Director pembangunan stadium yang terletak Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta dengan triliunan ini.

Baca juga: Pamerkan Kemegahan Jakarta International Stadium, Anies Baswedan: Semoga Makassar Juga Bisa Memiliki

Project Director Pembangunan Jakarta International Stadium, Iwan Takwin (ujung kiri) bersilaturahmi bersama para Alumni SMADA Makassar di Jl Singa, Jumat (29/4/2022).
Project Director Pembangunan Jakarta International Stadium, Iwan Takwin (ujung kiri) bersilaturahmi bersama para Alumni SMADA Makassar di Jl Singa, Jumat (29/4/2022). (Dok Pribadi)

Alumni Universitas Gadjah Mada ini berpengalaman untuk mengerjakan Project revolusioner di DKI Jakarta.

Perusahaannya PT Jakarta Propertindo mengerjakan pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) atau Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA), LRT Jakarta, Jakarta International Velodrome (JIV), Jakarta International Equestrian Park (JIEP), Fasilitas Jalan Sehat dan Sepeda Santai (Jalasena) di Pantai Kita Maju, dan Revitalisasi Taman Ismail Marzuki.

Iwan Takwin mempunyai peran besar dalam proyek mengubah 'wajah' Jakarta.

Alumni SMA 2 Makassar ini pun menceritakan beberapa proyek di ibu kota kepada Tribun, Jumat (29/4/2022) malam.

Awalnya, suami dari Wahyuningtias, finalis Miss Indonesia 2015 ini, menceritakan sehabis lulus dari UGM pada pertengahan tahun 1990-an, ia melanjutkan kerja ke Jakarta.

Dari situ, Iwan, sapaan akrabnya, melanjutkan pekerjaan hingga ke Singapura.

Baca juga: Real Madrid dan Barcelona Akan Berkunjung ke Indonesia, Bakal Bermain di JIS Jakarta

Project Director Pembangunan Jakarta International Stadium, Iwan Takwin (kiri) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan istri Wahyuningtias (kanan) di JIS Jakarta, beberapa waktu lalu.
Project Director Pembangunan Jakarta International Stadium, Iwan Takwin (kiri) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan istri Wahyuningtias (kanan) di JIS Jakarta, beberapa waktu lalu. (Dok Pribadi Iwan Takwin)

Kemudian, pada tahun 2016, Iwan pun bergabung ke perusahaan perseroan daerah (Perseroda) PT Jakarta Propertindo atau Jak Pro.

Kemudian, sejak itu, revitalisasi mengubah 'wajah' Jakarta pun dimulai.

Bangun Kereta di Atas Jalan Raya

Jakpro pun mendapatkan tugas berat untuk membangun Light Rail Transit (LRT) Sebuah transportasi cepat yang membelah kemacetan Jakarta.

Konstruksi LRT di atas jalan raya. Jakpro membangun tiang panjang untuk jalur LRT.

Jika Tribuners jalan-jalan ke Singapura dan Malaysia, kereta ini yang anda gunakan untuk masuk kota.

Proyek ini dimulai bulan Juni 2016. Kemudian pada 1 Desember 2019, LRT resmi beroperasi.

Proyek Lin/koridor 1 LRT Jakarta memiliki jalur sepanjang 58 km yang melayani enam stasiun dari Stasiun Pegangsaan Dua di daerah Kelapa Gading dengan Stasiun Velodrome di Pulo Gadung.

PT Jak Pro pun berencana untuk melanjutkan pembangunan LRT Fase 2A: Kelapa Gading-JIS dan Fase 3A: JIS-Rajawali

Kemudian, Halim Line yakni Fase 2B: Velodrome-Klender dan Fase 3B: Klender-Halim.

Pembangunan JIS
Iwan juga menceritakan soal pembangunan JIS. Menurutnya, pembangunan ini lebih banyak menggunakan material dari dalam negeri.

Cuman, baja atap Stadium dari luar. Sebab, belum ada perusahaan dalam negeri bisa membuat baja sepanjang penutup JIS.

"Krakatau Steel saja tidak bisa membuat itu, bahkan stadium yang bakal dipakai pagelaran Piala Dunia di Qatar mengimpor baja itu dari China," kata Iwan.

Untuk memasang baja penutup ini pun menggunakan tenaga ahli dari luar.

"Pemasangannya menggunakan hidrolik yang dikerjakan selama sepekan," katanya.

Keseluruhan kerangka atap itu beratnya hampir 4.000 ton.

Cara pemasangannya mirip dengan revitalisasi Stadium Barnebou, milik klub raksasa Eropa Real Madrid.

Semua rangkaian atap dikerjakan di bawah kemudian ditarik naik menggunakan Hidrolik.

Tak main-main, Panjang atap 267 meter. Lebarnya 245 meter.

Jika dikalikan sekitar 65.415 meter per segi. Atau sekitar 8 kali luas lapangan sepakbola itu sendiri.

Bayangkan bagaimana rumitnya?

Namun, insinyur JIS punya cara yakni 16 titik harus diangkat secara sinkron secara terkomputerisasi tiap lima milimeter hingga mencapai 96 meter.

Andaikan dikerjakan secara manual maka, akan membutuhkan 6 bulan pemasangan.

Iwan menyampaikan, pemerintah akan membuka stadion ini secara resmi habis Lebaran 1443 H.

Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA)

Iwan juga menjelaskan rencana Jakpro untuk membangun fasilitas pengelolaan sampah antara di lima titik Jakarta.

Fasilitas ini menjadi proyek revitalisasi pengelolaan sampah di Jakarta.

FPSA mengolah sampah melalui perubahan bentuk, komposisi, karakteristik, dan jumlah menggunakan teknologi pengolahan sampah yang tepat guna, teruji, dan ramah lingkungan

"Saat ini, warga Jakarta memproduksi sekitar 9.000 ton sampah setiap hari," katanya.

FPSA ini akan mengolah sampah sehingga bisa menjadi energi terbarukan.

Untuk mendukung rencana integrasi ini, FPSA Tebet akan menggunakan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan, alat pemusnah sampah hydrodrive yang digunakan di beberapa negara maju seperti Jepang, Australia, dan Austria.

"Misal sampah organik akan menjadi bahan tambahan untuk batubara berkualitas rendah maka, FPSA mempunyai teknologi untuk meningkatkan Kalori batubara berkualitas rendah," katanya.

Sehingga, sampah organik setelah pengolahan menjadi campuran untuk batu bara.

"Kita masih kerjakan bagiamana strategi nya," katanya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved