Bobby Nasution
Awal Mula Pria Gondrong Ancam Patahkan Leher Menantu Jokowi, Bersikap Santai Saat Ditangkap Polisi
Rizan Putra ditangkap oleh anggota Polsek Medan Kota di Langkat, Minggu (24/4/2022) malam.
TRIBUN-TIMUR.COM - Polisi bertindak cepat menangkap Rizkan Putra, seorang pemuda gondrong yang mengancam akan mematahkan leher Bobby Nasution, menantu Presiden Jokowi yang juga Wali Kota Medan, Sumatera Utara.
Rizan Putra ditangkap oleh anggota Polsek Medan Kota di Langkat, Minggu (24/4/2022) malam.
Video kemarahan Rizkan Putra sempat viral beberapa waktu ke belakang.
Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial rekaman video yang menunjukkan seorang pria gondrong mengancam petugas E-Parking Kota Medan.
Dalam rekaman video itu terlihat, awalnya petugas E-Parking mendatangi pria gondrong berkacamata tersebut untuk meminta parkir menggunakan aplikasi E-Tol.
Namun, pria itu malah marah-marah dan mengancam petugas E-Parking.
Pria gondrong ini kemudian meminta petugas E-Parking memanggil atasannya.
"Kau panggil bos kau kemari," kata pria gondrong tersebut.
"Ini yang nyuruh Pak Bobby (Wali Kota Medan)," kata petugas E-Parking.
"Kau panggil Pak Bobby itu kemari. Biar ku patahkan batang leher Pak Bobby itu sekalian," ujar pria tersebut.
Mengalami kejadian tak terduga itu, petugas Dishub Kota Medan kemudian melaporkan kejadian itu Polsek Medan Kota.
Viral berhari-hari dan diburu polisi, sang pria alias Rizkan Putra akhirnya ditangkap.
Kapolsek Medan Kota Kompol Rikki Ramadan mengakui awalnya ia dan timnya sempat terkecoh.
Pihak kepolisian mendapat informasi bahwa pelaku berada di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah.
Namun ternyata Rizkan Putra sedang dalam perjalanan ke Kabupaten Langsa menuju Kabupaten Langkat.
Atas informasi itu, polisi pun membuntuti Rizkan dan menangkapnya di Kabupaten Langkat.
"Setelah menerima laporan, langsung bergerak ke Takengon. Kemudian dibuntuti dan ditangkap di Langkat," kata Kompol Rikki Ramadan dilansir dari Kompas.com, Senin (25/4/2022).
Seperti dikutip dari Tribun Medan, pria berjanggut tipis itu mengenakan kaos hitam dan celana panjang krem saat hendak diamankan polisi.
Bertempat di pinggir jalan, tampak Rizkan Putra tak gentar dan menatap polisi yang ingin mengamankannya.
Sikap santai Rizkan Putra itu berlanjut saat ia digelandang ke Mapolsek Medan Kota.
Sebelum diminta keterangan, Rizkan Putra berfoto berlatar kantor polisi.
Tak seperti pelaku kejahatan lain yang tunduk, Rizkan Putra justru melayangkan senyuman tipis ke arah kamera.
Terlihat pria tersebut tak menampilkan wajah khawatir apalagi cemas.
Ekspresi ceria pengancam mantu Presiden Jokowi itu sontak jadi sorotan.
Awal Mula Keributan
Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan Nikmal Fauzi Lubis membenarkan adanya kejadian yang viral di media sosial tersebut.
Menurut Nikmal kejadian tersebut terjadi di Jalan Rahmadsyah, Kota Medan, Sabtu (23/4/2022) sekitar pukul 15.30 WIB.
Nikmal menjelaskan, awalnya pria dalam video itu menolak untuk membayar e-parking secara cashless atau tidak menggunakan uang tunai.
"Jadi si petugas parkir menerangkan kepada pengemudi agar membayar parkirnya dengan tidak menggunakan uang tunai. Nah si pengemudi sepertinya merasa keberatan," kata Nikmal saat dihungi Kompas.com, Minggu (24/4/2022).
Petugas parkir tetap berusaha menyarankan pengemudi mobil untuk membayar menggunakan e-toll, namun pria tersebut menolaknya.
Nikmal menjelaskan, Kota Medan sudah memberlakukan e-parkiring di beberapa ruas jalan dengan menerapkan sistem cashless sejak 2021.
"Tapi hanya dalam batas beberapa ruas jalan dan ini terus kita kembangkan," ucapnya.
Pembayaran parkir dapat dilakukan dengan melalui beberapa aplikasi seperti OVO, Wallet, Dana, dan sebagainya, serta di-support juga dengan E-Toll sama Brizzi.
Klasifikasi kelas parkir ruas jalan di Kota Medan dibagi menjadi dua, yakni Kelas 1 dan Kelas 2.
Perbedaan ini tergantung tingkat strategisnya letak jalan tersebut.
"Jadi kenapa kita buat dia (ruas jalan) kelas 1 lebih mahal dibandingkan dengan kelas 2 itu salah satu faktor indikatornya biar masyarakat jangan parkir di kelas 1 itu. Jadi tidak menimbulkan kemacetan ataupun kesemrawutan," ujar Nikmal.(*)