Negara Tetangga Indonesia Benar-benar Hancur Sampai Tak Bisa Cetak Uang, Krisis Pangan dan Energi
Kekurangan kertas tersebut terjadi karena negara itu sudah kekurangan hutan sumber daya kayu dan kertas.
TRIBUN-TIMUR.COM - Negara tetangga Indonesia kini benar-benar hancur gegara sedang menalami beberapa masalah serius.
Kini warga negara itu sedang menderita. Krisis ekonomi dengan pemadaman bergilir dan kekurangan pangan, bahan bakar dan kekurangan kertas.
Kekurangan kertas tersebut terjadi karena negara itu sudah kekurangan hutan sumber daya kayu dan kertas.
Negara tetangga Indonesia yang dimaksud adalah Sri Langka.
Akibat tak adanya kertas, negara tersebut tak bisa cetak uang meski sudah kehabisan uang.
Melansir SCMP, Sri Lanka sudah pusing karena punya utang miliaran ke Beijing.
Kini negara yang dipimpin Presiden, Gotabaya Rajapaksa itu harus mencari sumber utang lagi dari China, India, dan IMF.
Krisis ekonomi Sri Langka makin berkembang ke arah spiral.
Pundi-pundi negara itu kini tengah kosong.
Hal itu juga membuat pemerintah tidak punya uang membayar bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan pembangkit listrik mereka.
Akhirnya pemadaman terjadwal pun dilaksanakan.
Sri Lanka juga tidak punya uang untuk membayar bahan bakar, gas untuk memasak, obat-obatan dan makanan impor.
Keluarga Jayasinghe yang tinggal di Colombo jadi salah satu yang mengalami kesulitan ini, dengan Selasa lalu mereka mengalami mati listrik selama enam jam.
Tavish Jayasinghe, seorang akuntan, awalnya berniat membeli BBM untuk motornya, tapi ia mengurungkan niat melihat antrian mengular di SPBU.
"Aku perlu BBM untuk motorku tapi melihat antrian di SPBU yang tampaknya seperti selamanya, aku memutuskan tak perlu mengorbankan terkena paparan matahari dan tetap di rumah saja," ujarnya.
Keputusannya bijak, karena pada hari Minggu dua pria berusia 70 tahun meninggal dunia sementara mengantri selama 4 jam untuk BBM saja.
Minggu ini, pemerintah memerintahkan para tentara membantu membagikan bahan bakar di SPBU negara, Ceylon Petroleum Corporation, saat 10.000 warga mengalami antrian itu.
Pasokan bahan bakar mentah akan habis.
Inflasi meningkat 15