Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sulsel Kekurangan Qori dan Qoriah?

Narasumber dalam Ngovi kali ini adalah Koordinator Juri Tilawah Ramadan Menuju Ka'bah #2, Ustaz Baharuddin Faqieh. 

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/FIRKI ARISANDI
Koordinator Juri Tilawah Ramadan Menuju Ka'bah #2, Ustaz Baharuddin Faqieh 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ngobrol Virtual alias Ngovi Tribun Timur, kembali berlangsung secara live, Selasa (19/4/2022) kemarin. 

Acara ini dipandu oleh Reporter Tribun Timur, Kinan Aulia. 

Narasumber dalam Ngovi kali ini adalah Koordinator Juri Tilawah Ramadan Menuju Ka'bah #2, Ustaz Baharuddin Faqieh

Masihkah Sulsel jadi gudang qori dan qoriah internasional menjadi pembahasannya. 

Kinan Aulia membuka pertanyaan kepada Ustaz Baharuddin, dengan menayakan data jumlah qori dan qoriah di Sulsel saat ini. 

Ustaz Baharuddin yang menjawab pertanyaan Kinan, tidak langsung masuk ke inti pertanyaan. 

Ia justru tertarik membahas tema Ngovi kali ini. 

"Sebelum saya jawab itu dan sebelum saya kasih data terkait dengan jumlah atau qori dan qoriah yang ada di Sulsel, sebenarnya temanya menarik sekali," kata Ustaz Baharuddin

"Karena dia berangkat dari sebuah pertanyaan dan pertanyaan ini saya kira lahir bukan dari ruang kosong, tentu ada dasarnya," tambahnya. 

Pertanyaan ini, jelas dia, mengindikasikan adanya kehawatiran atau rasa pesimisme terhadap eksistensi qori dan qoriah di Sulsel. 

"Jadi pertanyaan yang sangat menarik menurut hemat saya karena itu bukan berangkat dari ruang kosong saya kira, tapi mungkin berdasar," kata dia.

Baharuddin kemudian menjelaskan, jika qori dan qoriah di Sulsel saat ini masih sangat potensial. 

Hanya saja, ada beberapa prestasi yang tidak terpublish. 

Tapi harus diakui, lanjut dia, bahwa untuk melangkah ke even internasional itu tidaklah mudah.

Terakhir, pada tahun 2003 silam, qori asal Sulsel, Ustaz Bahri Waru, pernah mengharumkan nama baik Indonesia. 

Ustaz Bahri Waru yang saat itu menjadi duta Sulsel, menjadi juara satu qori internasional. 

Setelah itu, masih ada qori yang mendapat prestasi nasional, meskipun itu dilaksanakan secara virtual.

Sebut saja Muhammad Afandi yang menjadi qori terbaik dua internasional virtual di London. (*) 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved