Kasat Pol PP Diamankan Polisi
Najamuddin Sewang Jadi Pegawai Dishub Berkat Bantuan Iqbal Asnan, Petaka Bermula saat Perebutkan RCH
Hingga saat ini, Iqbal Asnan masih ngotot tidak mengakui mengotaki penembakan Najamuddin Sewang
TRIBUN-TIMUR.COM - Kasus cinta segitiga antara RCH dengan Kasatpol PP Kota Makassar, M Iqbal Asnan dan pegawai Dishub, Najamuddin Sewang masih bergulir.
Kasatpol PP Makassar non aktif, Iqbal Asnan disebut menjadi otak atau dalang penembakan Najamuddin Sewang.
Hubungan ketiga orang ini bermula saat ketiganya berkantor di Dishub Kota Makassar.
Iqbal Asnan yang saat itu menjabat Plt Kadis Perhubungan disebut sudah dekat dengan RCH.
Kemudian masuklah Najamuddin Sewang sebagai pegawai baru.
Menariknya, Najamuddin Sewang menjadi tenaga honorer di instansi tersebut berkat bantuan Iqbal sendiri.
"Hasil pemeriksaan kami disampaikan bahwa korban ini bisa menjadi petugas dishub karena si tersangka. Karena dibantu tersangka, di perjalanan waktu, apa yang dicintai tersangka juga dicintai korban," jelas Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budi Hartanto.
Apalagi setelah Iqbal berpindah posisi menjadi Kasatpol PP Makassar.
Najamuddin semakin intens mendekati RCH, yang menjabat sebagai salah satu kepala seksi.
Kedekatan RCH dan Najamuddin pun sering disaksikan pegawai Dishub lainnya.
Iqbal yang mendapat laporan itu naik pitam.
Dia pun menelpon kakak korban, Juni Sewang.
"Jun, kalau bukan adekmu ini, sudah saya habisi," ujar Iqbal blak-blakan.
Rupanya korban tidak mendenger dan tidak memperdulikan peringatan itu.
Hingga akhirnya muncul ide Iqbal untuk menghabisi nyawa pria 32 tahun itu.
"Dari keterangan saksi, terungkap bahwa niat Iqbal untuk membunuh NS sudah muncul sejak 2 tahun lalu alias 2020," ujar Kombes Budi.
Sebelum mengeksekusi korban dengan menyewa pembunuh bayaran, ternyata Iqbal Asnan pernah meminta bantuan dukun.
Langkah tersebut dilakukan dengan menyuruh orang melempar sesuatu di depan rumah Najamuddin.
Namun, benda yang diperoleh dari dukun itu kata dia, tidak mempan untuk membuat Najamuddin meninggal dunia.
"Otak pelaku ini (M Iqbal Asnan) menyuruh orang melempar sesuatu dari dukun di depan rumah korban, namun tidak mempan," ungkapnya.
Belum Mau Mengaku
Meski disebut menjadi otak pembunuhan, namun Iqbal berupaya untuk lolos.
Iqbal ingin mengorbankan orang lain dalam kasus tersebut.
Iqbal selalu berupaya untuk lolos dari jeratan hukum. Kata-katanya pun bikin emosi.
Iqbal Asnan diduga menjadi otak pembunuhan berencana NS.
Namun, hingga saat ini, Iqbal Asnan masih ngotot tidak mengakui perbuatannya tersebut.
Hal itu disampaikan Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budi Hartanto.
"Sampai sekarang otak pelaku tidak mengakui perbuatannya," kata Budi, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.
"Namun polisi bekerja bukan karena pengakuan seorang tersangka, kita yakini dari keterangan saksi dan tersangka lainnya, serta alat bukti yang ada. Kita meyakini bahwa otak pelaku mantan Kasatpol PP (Iqbal)," lanjutnya.
RCH Mengurung Diri di Rumah
Sementara RCH yang disebut jadi penyebab asmara segitiga itu, menurut pegawai Dishub yang ditemui, sudah seminggu tidak pernah masuk kantor.
"Selama bulan puasa pernahji masuk, tapi mulai minggu lalu tidak pernahmi saya lihat," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar, Iman Hud mengatakan bahwa proses pekerjaan di Dishub berjalan normal seperti biasa.

Meskipun kasus ini menyeret anggotanya, namun tidak menjadi penghalang pegawai lain untuk tetap bekerja seperti biasa.
"Saya sampaikan kepada seluruh jajaran untuk tetap bekerja seperti biasanya," kata Iman Hud.
Menurutnya, sudah sepantasnya para pelaku tersebut mendapat hukuman.
Ia juga mendukung pihak kepolisian untuk mengusut tuntas semua yang terkait dengan kasus ini.
"Yang namanya pelanggar hukum itu melawan nilai keadilan. Jadi sudah seharusnya mereka mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan yang berlaku," katanya.
"Apalagi semua faktanya sudah jelas," tambahnya.
Kasus ini, kata Iman Hud hanya dilakukan oleh oknum saja, sehingga tidak mengganggu proses kerja anggotanya.
Tapi ulah oknum tersebut, akhirnya menyeret nama institusi yang ia pimpin.
"Ini perbuatan individu tapi mencoreng institusi," katanya.
Bagi Iman Hud, kasus ini juga menyadarkan dirinya sebagai seorang pemimpin.
Pasalnya yang terlibat dalam pembunuhan anggotanya adalah anggotanya sendiri.
"Ini juga masukan bagi saya sebagai pimpinan untuk lebih banyak memberi nasihat kepada staf saya. Karena ini mungkin saya juga yang kurang aktif menasehati mereka selama ini," kata Iman Hud. (*)