PMII FIP UNM Tuntut Harga Sembako Stabil dan Tangkap Mafia Minyak Goreng
Mereka menilai banyak kebijakan yang menyulitkan dan tidak pro terhadap rakyat.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar (UNM) ikut turun kejalan.
Aksi ini untuk menyuarakan aspirasi terkait kekecewaan terhadap DPR RI dan Pemerintah.
PMII Rayon FIP UNM membawa tuntutan terkait problematika negara saat ini.
Mereka menilai banyak kebijakan yang menyulitkan dan tidak pro terhadap rakyat.
2 tuntuan antara lain, pertama menolak kenaikan tarif PPN 11 persen yang tidak sesuai dengan kondisi negara saat ini.
Dan menolak kenaikan harga sembako juga menangkap mafia minyak goreng.
Fadhil, selaku Ketua Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon FIP UNM mengatakan bahwa tuntutan ini dilayangkan untuk menyikapi permasalahan agar diselesaikan.
Sebab, menurutnya dipandang memberatkan masyarakat dan mencederai demokrasi.
“Kami merasa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah cenderung memberatkan masyarakat dan tentu ini tidak pro dengan rakyat," ujar Fadhil kepada Tribun-Timur.com, Selasa (12/4/2022).
" hampir setiap tahun selalu ada kebijakan yang seperti ini, membuat masyarakat semakin resah saja." lanjutnya.
Mereka menilai bahwa kenaikan pajak segala harga kebutuhan juga akan ikut naik.
Hal ini dirasa sangat berdampak terhadap kelangsungan ekonomi di masyarakat.
Kemudian, dirinya juga menuntut pemerintah pusat untuk menstabilkan harga barang kebutuhan pokok.
Selain stabilitas harga, dirinya bersama PMII FIP UNM juga menuntut stabilitas ketersediaan barang.
Serta mendesak aparat berwajib mengusut dan menangkap mafia minyak goreng.
“Tuntutan itu mewakili suara rakyat Sulawesi Selatan kami amanahkan kepada Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan," kata Fadil.
"Harapannya amanah itu dijalankan dengan menyampaikannya langsung kepada pimpinan pemerintah pusat,” lanjutnya.
Saat ditanyai perihal aksi kericuhan di UNM semalam, dirinya memastikan bahwa PMII FIP UNM tidak turut dalam anarkisme tersebut.
Sebab, sejak sore hari dirinya telah menarik mundur anggotanya.
"Itu provokator yang entah dari mana datangnya. Hampir semua kampus seperti itu. Pas malam, disusupi provokator," tutup Fadhil.