Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Mahasiswa Makassar: Copot Luhut!

Mereka tak peduli dahaga di tengah terik matahari. Puasa tak menghalang mereka meneriakkan 10 tuntutan di tengah jalan.

Editor: Sudirman
TRIBUN TIMUR/ SANOVRA JR
Sejumlah mahasiswa melakukan unjuk rasa terkait penolakan masa perpanjangan Presiden RI dan penundaan pemilu 2024 yang berlangsung di Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Jumat (8/4/2022).  

TRIBUN-TIMUR.COM - Mahasiswa Makassar sudah kepalang. Mereka turun jalan demo mulai siang hari, Jumat (8/4/2022).

Mereka tak peduli dahaga di tengah terik matahari. Puasa tak menghalang mereka meneriakkan 10 tuntutan di tengah jalan.

Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Universitas Bosowa (Unibos), dan Universitas Muhammadiyah (Unismuh).

Baca juga: Unjuk Rasa Mahasiswa di Jl Sultan Alauddin Makassar Diwarnai Kericuhan

Baca juga: Mahasiswa Makassar Tunggu Presiden Jokowi Keluarkan Ketegasan Menolak Jabatan 3 Periode, Jika Tidak?

Kemacetan pun tak terhindarkan.

“Kami akan terus demo. Besok, kami akan turun dengan massa lebih besar lagi,” tegas Humas Forum Konsolidasi Mahasiswa Unhas, Khoirul Zaman.

Mahasiswa se-Indonesia telah sepakat untuk turun aksi bersama pada Senin, 11 April 2022.

Sejumlah orator meneriakkan pencopotan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan.

Tutup Pul

Kemacetan mulai terasa di Jl Perintis Kemerdekaan, Jl Urip Sumoharjo, Jl AP Pettarani, dan Jl Sultan Alauddin, usai Salat Jumat, sekitar pukul 15.00 wita.

Beberapa kantor keluarkan kebijakan memulangkan lebih awal karyawan.

“Untung kami sengaja dipulangkan sebelum Salat Jumat sehingga tidak terjebak macet lagi,” kata seorang karyawan swasta yang bekerja di Tamalanrea, Makassar.

Jalan Urip Sumoharjo dikuasai Mahasiswa Universitas Bosowa (Unibos) dan mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI)
Kendaraan menumpuk di arah putar balik, tepat di depan kampus Unibos.

Massa aksi secara bergantian melakukan orasi. Mereka juga membakar ban di tengah jalan. Ada enam bendara yang mereka bawa.

Bendera HMI yang berwarna hijau hitam, bendera warna ungu polos, bendera merah hitam, bendera biru kuning, bendera merah kuning, dan bendera ungu abu-abu.

Dalam aksi ini, mereka menolak masa jabatan presiden 3 periode. Selain itu juga menolak penundaan pemilu tahun 2024. "Itu melanggar konstitusi kawan-kawan," teriak orator.

Mereka juga menyuarakan berbagai masalah yang dialami masyarakat.

Seperti kelangkaan minyak goreng dan bahan bakar solar.

"Ini masalah utama di negeri kita. Padahal negeri ini penghasil kelapa sawit terbesar," kata orator.

Massa aksi kini telah menutup semua jalur Fly Over.

Jalan Sultan Alauddin dikuasai mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh). Unjuk rasa di wilayah kekuasaan Polres Rappocini ini diselingi bakar ban dan saling dorong mahasiswa dengan polisi.

Aksi saling dorong itu terjadi saat mahasiswa hendak menutup full satu ruas jalan.

Upaya penutupan jalan dengan cara membentuk barisan simpul itu sempat dihalau polisi.

Pasalnya, dianggap akan memicu kemacetan panjang.

Aksi saling dorong pun tidak terhindarkan hingga beberapa perwira polisi termasuk Kapolsek Rappocini Kompol Amrin Ambo Tang berhasil meredam suasana.

Polisi memilih mengalah dengan membiarkan mahasiswa menutup full satu jalur jalan Sultan Alauddin arah Gowa.

Dalam orasinya, pengunjuk rasa menolak wacana penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden.

"Terlalu banyak persoalan yang lebih penting daripada sibuk membahas penundaan pemilu. Misalnya persoalan minyak goreng yang langkah dan lain-lain," ucap seorang orator.

Selain itu, wacana penundaan pemilu juga kata pengunjuk rasa identik dengan upaya mengembalikan gaya kepemimpinan orde baru.

Sebab, kata orator, wacana penundaan pemilu itu sudah jelas bertentangan dengan aturan perundang-undangan yang ada.

"Ini menguarkan indikasi akan adanya mengulang orde baru. Sebab sangat jelas, penundaan pemilu ini bertentangan dengan konstitusi," bebernya.

Har-hari sebelumnya, Jl Perintis Kemerdekaan diduduki sekitar 400 mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas).

Mereka menamakan diri Forum Konsolidasi Mahasiswa Unhas.

Pengunjuk rasa mulai berkumpul di dalam kampus sekira pukul 16.00 wita. Kemudian berjalan ke jalan poros sambil membentangkan spanduk.

Spanduk tersebut bertuliskan Reformasi Jilid 2, Tolak Penundaan Pemilu, Forum Konsolidasi Mahasiswa Unhas, dan Kebiri Birahi Penguasa.

Massa langsung menutup satu ruas Jl Perintis Kemerdekaan saat tiba di jalan poros. Kemacetan tak terhindarkan. Kendaraan menumpuk. Klakson tak putus-putusnya berbunyi.

Secara bergantian demonstran berorasi menyampaikan keresahannya.

Secara bersamaan ban mobil juga dibakar massa. Kali ini, forum konsolidasi mahasiswa Unhas mengangkat grand isu Reformasi Jilid 2.

Tuntutan utama aksi ialah menolak penundaan pemilu 2024. Selain itu juga menolak wacana penambahan masa jabatan presiden 3 periode.

Serta empat tuntutan lainnya yakni menuntut disahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), menuntut adanya Aksi Menumpaskan Mafia Minyak Goreng.

Menuntut diturunkannya Harga BBM, dan Hentikan Kriminalisasi terhadap Pejuang Hak Asasi Manusia (HAM).

Humas Forum Konsolidasi Mahasiswa Unhas, Khoirul Zaman mengatakan bahwa aksi demonstrasi tidak berakhir sampai di sini.

Melainkan, mahasiswa Unhas kembali akan melakukan aksi demonstrasi dengan jumlah massa lebih besar.

"Dalam minggu ini atau minggu depan, kami pasti akan aksi lagi," katanya saat diwawancarai Tribun-Timur.com usai unjuk rasa berakhir.

Selain menyatukan seluruh mahasiswa Unhas untuk melakukan aksi selanjutnya, pihaknya juga sementara membangun komunikasi dengan seluruh BEM se-Kota Makassar untuk bersatu melakukan aksi demonstrasi. "Aksi selanjutnya kekuatannya akan lebih besar dari ini," katanya.

Ia berharap masyarakat dan pemerintah dapat memahami permasalahan saat ini dan bersatu menolak wacana penundaan pemilu dan penambahan masa jabatan presiden 3 periode.

"Mari kita sama-sama resah, kerena ini masalah kebangsaan dan demokrasi kita sedang diganggu," kata Zaman.

Massa aksi kembali masuk ke dalam kampus menjelang berbuka puasa. Mereka buka bersama di jalan gerbang masuk Unhas.
Terpaksa Dibubarkan

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved