Syiar Ramadan
Bagaimana Menemukan Rasa dalam Salat? Simak Penjelasan Ustadz Sabaruddin
Syiar Ramadan edisi keenam kembali berlanjut Jumat (8/4/2022) sore. Temanya membahas "Menemukan Rasa dalam Salat".
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Syiar Ramadan edisi keenam kembali berlanjut Jumat (8/4/2022) sore.
Temanya membahas "Menemukan Rasa dalam Salat".
Syiar Ramadan 6 menghadirkan narasumber H Sabaruddin LC, Dai Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah. Dipandu host Kinan Aulia.
Sabaruddin mengatakan, dalam Alquran tidak ditemukan perintah melakukan salat, tapi mendirikan salat.
Orang melakukan salat sekadar menggugurkan kewajiban, tapi perintah Allah dirikan salat.
Orang dirikan salat adalah orang dapatkan rasa ketika melaksanakan ibadah Salat.
"Makanya Rasullah mengatakan kepada Bilal ketika tiba waktu, ya Bilal istirahatlah kami dalam salat. Jadi rasul itu gelisah kalau tidak salat," katanya.
Jadi Rasul menikmati betul ketika melakukan salat karena ada rasa dalam salat.
Ini salat luar biasa satu-satunya ibadah diterima Rasullah tanpa melalui perantara. Rasullah bertemu langsung dengan Allah ketika peristiwa Mi'raq.
"Ini artinya salat itu begitu penting, dan satu-satunya ibadah yang banyak sekali syaratnya, orang yang melakukan dianggap orang rugi," katanya.
Yaitu orang-orang yang tidak menemukan rasa dalam salat.
Banyak orang merasa sudah salat tapi tidak menumukan rasa dalam salat.
"Kalau kita melihat azan ketika berkumandang, ajak kita salat, Allah ajak kepada kita, tapi terkadang kita perintah Allah," katanya.
"Misalnya tunggu ya saya lagi meeting, padahal itu ajakan mari menuju kemenangan. Kemenangan diberikan yang menunaikan ibadah salat," lanjutnya.