Langkanya Minyak Goreng Curah di Makassar Sekarang, dari Data Hanya Tersedia di Dua Pasar ini
Saat itu, minyak goreng kemasan masih disubsidi pemerintah dengan harga Rp14 ribu per liter, namun stoknya di pasaran tidak pernah tersedia.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pasca dihilangkannya Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan dan premium, stok minyak goreng yang dulunya sepi, kini kembali mengisi rak-rak pedagang di pasar tradisional.
Setelah stok minyak goreng kemasan masuk di pasaran, giliran Minyak goreng curah yang mengalami kelangkaan.
Data dari PD Pasar Makassar Raya pada Senin (28/3/2022) Minyak goreng curah di beberapa pasar di Kota Makassar mengalami kekosongan.
Misalnya di Pasar Pabbaeng-baeng, Pasar Sambung Jawa.
Pasar Maricaya, pasar Panakkukang, Pasar Sawah, dan Pasar Parangtambung.
Minyak goreng curah hanya tersedia di Pasar Cendrawasih dengan harga Rp25 ribu per liter, dan di Pasar Daya seharga Rp17 ribu per liter.
Padahal pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah diangka Rp14 ribu per liter.
Sebelum HET minyak goreng curah berlaku, harga di pasaran pada awal Maret seharga Rp14.750.
Saat itu, minyak goreng kemasan masih disubsidi pemerintah dengan harga Rp14 ribu per liter, namun stoknya di pasaran tidak pernah tersedia.
"Untuk minyak goreng kemasan mulai tersedia sejak HET dihapus, harganya bervariasi Rp27 ribu hingga Rp29 ribu per liter," ucap Pj Direksi PD Pasar Makassar Raya, Thamrin Mensa, Selasa (29/3/2022).
Minyak goreng premium juga sudah bisa dijangkau di pasaran dengan harga Rp28 ribu hingga Rp 55 ribu.
Terkait minyak goreng, Thamrin menjelaskan kelangkaan dan kemahalan harganya memang terjadi sejak akhir tahun lalu.
Berbeda dengan kondisi di lapangan, Dinas Perdagangan Makassar Arlien Ariesta justru mengaku stok minyak goreng curah masih aman.
Ada 1,4 juta liter ketersediaan minyak goreng curah untuk cakupan se Sulawesi Selatan.
"1,4 juta stok se Sulsel untuk minyak curah, kalau kemasan memang masih jauh dari permintaan masyarakat," katanya.
Arlien mengatakan, minyak goreng curah sebagai alternatif atas mahalnya harga minyak goreng kemasan dan premium.
"Minyak goreng curah aman digunakan, apalagi untuk para pelaku UMKM dengan penghasilan rendah, itu bisa digunakan," tuturnya.
Dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar operasi pasar minyak curah.
Pihak distributor telah menyiapkan 20 ribu liter untuk gelaran ini.
"Kita sementara komunikasi dengan PD Pasar, distributor sudah siap," tutupnya.
Selain minyak goreng, sejumlah harga bahan pokok mulai mengalami kenaikan jelang bulan puasa.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan adalah cabai rawit, cabai merah, bawang putih.
Data dari PD Pasar Makassar Raya, harga cabai masih sangat pedas, cabai merah besar mulai harga Rp35 sampai Rp65 ribu per kilo.
Cabai merah keriting berkisar di harga Rp40 hingga Rp60 ribu per kilo.
Padahal awal Maret, harga cabai merah besar dan keriting masih Rp31 ribu hingga Rp34 ribu .
Sementara cabai rawit merah, kini mencapai Rp80 ribu per kilo.
Mengalami kenaikan sekira Rp20 ribu dibanding awal Maret, Rp59 ribu per kilo.
Komoditas lainnya yang mulai mengalami kenaikan adalah bawang putih dan harga telur.
Bawang putih sudah mulai naik harganya Rp25 ribu sampai Rp35 ribu per kilo, begitu juga dengan telur, tapi kenaikannya tidak terlalu signifikan.
Diketahui, harga dan ketersediaan bahan pokok termasuk minyak goreng dibahas dalam coffee morning yang digelar Dinas Kominfo Makassar.
Diskominfo menghadirkan Kepala Disdag Arlien Ariesta dan Pj Direksi Pasar, Thamrin M.
Agenda berlangsung di Warunk Upnormal, Jl Bonto Lempangan. (*)