Ramadan 1443
Warga Muhammadiyah Puasa 2 April 2022, Pimpinan PWM Sulsel: Posisi Bulan di Makassar 1,5 Derajat
Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa umat muslim, Sabtu 2 April 2022 yang bakal membuat perbedaan dengan pemerintah.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jelang Bulan Ramadan 1443 Hijriah, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa umat muslim.
Muhammadiyah menetapkan Ramadan berdasarkan perhitungan Hisab.
Metode Hisab merupakan perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam penentuan dimulainya awal bulan pada kalender hijriyah.
Melalui metode tersebut, Muhammadiyah telah menetapkan hari pertama berpuasa
"Kan penetapannya menggunakan hisab, jadi bisa mmenetapkan dari jauh hari. Sejak 2 bulan lalu Pengurus Pusat sudah buat edaran cabang dan ranting Ramadan Sabtu 2 April 2022," ujar Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel Ustad Mustari Bosra, Sabtu (26/3/2022) malam.
Secara terperinci, Ustad Mustari menjabarkan posisi bulan pada hari Jumat (1/4/2022) .
"Berdasarkan hitungan hisab haqiqi posisi bulan pada hari Jumat, itu di Jogja sudah dua derajat lebih, jadi diperkirakan di Makassar sekitar 1,5 derajat," ujar Ustad Mustari Bosra.
Baca juga: Jelang Puasa Ramadan, Disdag Makassar Siapkan 20 Ribu Liter Minyak Curah
"Itu sudah wujudul hilal artinya pada saat terbenam bulan sudah diatas ufuk," sambungnya
Jadi dengan kondisi tersebut telah terjadi ijtima sebelum terbenam.
Sehingga sudah diperhitungkan bulan pertama tanggal 2 April 2022 telah memasuki bulan Ramadan
"Jadi insyaallah Muhammadiyah sudah puasa tanggal 2 April 2022,"
Saat ini pemerintah masih mengumumkan secara resmi terkait hari pertama puasa.
Namun, berdasarkan perkiraan akan jatuh pada tanggal 3 April 2022.
Baca juga: Selayar Kini Miliki Kampus Institut Teknologi Sains dan Bisnis Muhammadiyah
Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel ini juga menyampaikan kemungkinan lebaran bersamaan dengan ketentuan pemerintah
"Kalo lebaran, Insyallah lebaran bersamaan karena karena ijtima dini hari. Sedangkan, waktu antara dini hari ke sore hari jauh, jadi kemungkinan bisa bersamaan," ujar Ustad Mustari Bosra.
"Kalo pun berbeda mudah mudahan tidak berbeda jauh," lanjutnya.
Saat ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memperbolehkan ibadah salat Tarawih di masjid.
"Karena pandemi sudah terkendali maka keringanan yang diberikan menjaga jiwa manusia itu sudah kembali normal," ujar Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel ini.
"Berdasarkan arahan Ulama sudah bisa dijalankan di Masjid secara berjamaah dengan rapatkan saf, " sambungnya.
Baca juga: Andi Sudirman Jabat Gubernur, Ketua Muhammadiyah Sulsel Harap Jalan Trans Sulawesi Jadi Prioritas
Meskipun telah dilonggarkan, Ustad Mustari Bosra tetap mengingatkan agar menjaga protokol kesehatan seperti makai masker dan cuci tangan.
Terakhir, Muhammadiyah Sulsel juga menyampaikan bahwa saling tetap menghargai sesama umat muslim meskipun nantinya ada perbedaan hari.
"Kalo misalkan berbeda,kita tetap bersatu dalam perbedaan. Karena perbedaan ini hanya beragam," ujar Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel.
"Beragam dalam metode tapi patokan kita sama, alquran dan hadist. Hadist metode hisab sama dengan ruqyah. Jadi mari tetap saling menghargai," tutup Ustad Mustari Bosra.(*)