Literasi Ulama
Syekh Hasan Yamani
Annanguru Syekh Hasan Yamani ulama asal Mekkah putra Syekh Said Yamani, mengembangkan Islam di Campalagian, Polman Sulbar.
Oleh Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel.
Annanguru Syekh Hasan Yamani ulama asal Mekkah putra Syekh Said Yamani, mengembangkan Islam di Campalagian, Polman Sulbar.
Namanya diabadikan menjadi Pesantren Syekh Hasan Yamani di daerah itu.
Beliau pernah mukim di Campalagian mengembangkan pendidikan dan dakwah atas perintah Syekh Said Yamani, ayahnya.
Syekh Said Yamani pernah berkunjung ke Campalagian tahun 1926. Beliau datang bersama saudaranya, Syekh Umar Yamani yang mendapat tugas dari Syekh Said Yamani berdakwah di Bone.
Menurut Wajidi Sayadi (2019), pergolakan awal Wahhabi di Arab Saudi tahun 1921 membunuh banyak ulama, Syekh Said Yamani menjadi target sehingga beliau memilih ke Indonesia dan mengunjungi muridnya bernama AGH. Madeppungeng.
Beliau datang ke Indonesia bersama Syekh Abdullah Basalamah, ayah Prof. Abdurrahman Basalamah.
Sementara itu, penelitian Nurmadia (1998), wasiat Syekh Said Yamani ditunaikan dengan mengunjungi dan mukim di Campalagian sejak 1934 kemudian ke Trenggano Malaysia tahun
1937 hingga kembali ke Mekkah dan wafat tahun 1972.
Kehadiran Syekh Hasan Yamani di Campalagian mendapat sambutan hangat masyarakat dan antusias belajar mendalami agama dari beliau.
Selama di Campalagian, beliau mempersunting Syarifah Munawwarah, putri Syekh Hasan al-Mahdi.
Syekh Hasan Yamani aktif memberi pengajian di Masjid Raya Campalagian, muridnya berdatangan dari luar Campalagian, Pinrang, Pare-Pare, Barru, hingga Kalimantan.
Sejumlah ulama dari luar berdatangan mengaji pada Syekh Hasan Yamani.
Kegiatannya dipusatkan di masjid dan rumah warga dan tradisi itu terjaga hingga kini.
Masjid Raya Campalagian berdiri sejak tahun 1828 atas prakarsa AGH. Muhammad
Amin yang juga qadhi pertama di Bonde.