Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perang Rusia Ukraina

Berlindung di Pulau Ular, Kapal Perang Rusia Diledakkan dari Jarak Jauh oleh Angkatan Darat Ukraina

Odessa merupakan salah satu kota yang diincar Rusia. Kota pelabuhan itu dianggap strategis dan Rusia berusaha merebutnya

Editor: Muh. Irham
Alexander Demianchuk
Valisy Bykov saat berjaga di sekitar Pulau Ular, kawasan Laut Hitam. Kapal itu kini dikabarkan telah hancur diserang dengan rudal oleh pasuka Angkatan Darat Ukraina 

TRIBUN-TIMUR.COM - Setelah berhasil menguasai Pulau Ular di Laut Hitam, Rusia mendapat pukulan telak dari angkatan laut Ukraina.

Sebelumya, Pulau Ular berada dalam kendali Rusia setelah pulau tersebut diserbu oleh pasukan Rusia. Sebanyak 13 tentara Ukraina yang berjaga di pulau itu dikabarkan tewas.

Pular kemudian berada di bawah kendali kapal perang Valisy Bykov, kapal perang tua milik Rusia

Dalam pertempuran di PelabuhaN Odessa, kapal itu hancur ditembak rudal Angkatan Darat Ukraina.

Odessa merupakan salah satu kota yang diincar Rusia. Kota pelabuhan itu dianggap strategis dan Rusia berusaha merebutnya.

Cuma Rusia tidak menyangka, tentara Ukraina memberikan perlawanan sengit. Terjadi saling melepaskan roket.

Setelah tentara Ukraina berhasil menghancurkan kapal perang Valisy Bykov, pasukan Rusia memilih mundur, lapor Times.

"Kapal hancur, itu sudah dikonfirmasi," kata seorang sumber militer Ukraina kepada surat kabar Inggris itu.

Angkatan Laut Ukraina juga mengatakan unit yang membela Odessa telah "menyerang kapal musuh".

Mereka menambahkan: "Musuh telah mundur lagi. Namun semua tetap siaga di Odessa untuk mengantisipasi serangan lain."

Dikutip nypost, Valisy Bykov merupakan kapal perang kecil yang dikenal sebagai “korvet” andalan Rusia.

Kapal itu adalah salah satu dari dua kapal Rusia yang melepaskan tembakan ke Pulau Ular pada 27 Februari 2022, kata Times, mengutip kelompok intelijen militer Janes.

Drone DJI

Perang antara Rusia dan Ukraina tidak hanya menggunakan senjata berat seperti rudal dan tank, melainkan juga menggunakan teknologi drone.

Kedua negara menggunakan drone DJI dan teknologinya dalam peperangan. Jika Ukraina memanfaatkan drone DJI untuk mengintai militer Rusia, Rusia terutama menggunakan teknologi DJI yang disebut sebagai AeroScope.

DJI sendiri adalah produsen drone komersial asal China yang sangat terkenal karena keandalannya.

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov menyebut bahwa DJI harus memblokir teknologinya yang dipakai Rusia.

"Apakah Anda yakin ingin menjadi partner para pembunuh itu? Blokir produk Anda yang membantu Rusia membunuh para warga Ukraina," tulisnya dalam surat ke DJI.

Jadi, apa itu DJI AeroScope?

Awalnya, DJI meluncurkannya untuk keamanan publik. Jika ada drone yang tak bisa dikendalikan misalnya mendekati bandara atau stadion, penegak hukum bisa mengantisipasinya sejak dini.

Seperti dikutip dari The Verge, Kamis (24/3/2022) setiap drone DJI memancarkan sinyal khusus yang tak hanya bisa menentukan posisi drone, melainkan juga pilotnya. Hal ini memudahkan jika polisi ingin mengawasi aktivitas drone DJI di suatu area.

Teknologi ini memang berisiko, bahkan di situasi biasa. Jika ada orang yang bisa mengakses AeroScope dan berniat jahat, mereka bisa mengganggu drone milik orang lain. Maka, DJI hanya menjual sistemnya ke lembaga tertentu.

Namun DJI mungkin tak mengantisipasi jika Rusia memanfaatkannya dalam perang melawan Ukraina.

AeroScope mungkin membuat militer Rusia mengetahui dengan persis lokasi pilot drone Ukraina dan bisa menggunakan informasi itu untuk melancarkan serangan.

Sejauh ini memang belum ada bukti valid Rusia memanfaatkan AeroScope, tapi pihak Ukraina sepertinya meyakininya.

Buktinya, sang wakil perdana menteri sampai mengirimkan surat khusus meminta bantuan DJI agar menonaktifkan perangkat drone DJI beserta teknologinya yang digunakan oleh Rusia.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved