Ada Apa? NU Tolak Ustaz Firanda Andirja Datang ke Wajo
Ketua Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Wajo, Andi Hasbi Gani, secara tegas menolak kedatangan Firanda Andirja di Bumi Lamaddukelleng.
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Saldy Irawan
TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Rencana Pemerintah Kabupaten Wajo mengundang penceramah Ustaz Firanda Andirja, pada 29 Maret 2022 mendatang, menuai reaksi publik.
Sejumlah organisasi keagamaan, menolak kedatangan ustaz yang kerap tampil di Radio Rodja itu di Kabupaten Wajo.
Ketua Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Wajo, Andi Hasbi Gani, secara tegas menolak kedatangan Firanda Andirja di Bumi Lamaddukelleng.
Menurutnya, rekam jejak Firanda Andirja sebagai penceramah sangat bertolak belakang dengan tradisi dan cara pandang masyarakat Kabupaten Wajo yang dikenal sebagai Kota Santri.
"Sementara ini kita melakukan penguatan-penguatan moderasi beragama, satu di antaranya adalah Islam mengakomodir tradisi-tradisi dann budaya-budaya lokal sepanjang tradisi atau budaya itu tidak bertentangan dengan aqidah, sehingga yang kita butuhkan adalah penceramah yang memiliki pandangan moderat," katanya kepada Tribun Timur, Kamis (24/3/2022).
Menurutnya, apabila Firanda Andirja datang ke Wajo dengan membawa materi ceramah yang kerap tidak menerima pendapat dari ormas lain itu akan memicu perselisihan.
"Kondisi Wajo sudah sangat harmoni demgan saling menerima perbedaan pandangan-pandangan. Itu yang kita khawatirkan, jangan sampai arah ceramahnya menyinggung masalah-masalah seperti itu," katanya.
Apalagi, sambung Andi Hasbi, Firanda kerap mengisi ceramah dengan muatan menolak mentah-mentah dan mempersalahkan amaliah yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Wajo.
Senada dengan itu, Ketua IKA PMII Wajo, Sumardi Arifin juga menolak rencana Pemkab Wajo mendatangkan Firanda Andirja.
"Sosok Firanda ini kontroversi, dikhawatirkan menimbulkan ketegangan antar umat beragama. Wajo sebagai Kota Santri yang pengamalan ajaran agamanya secara mutawatir dari para anregurutta, jangan ternodai akibat ceramah-ceramah dari ustaz yang banyak ditolak di berbagai daerah," katanya.
Firanda yang juga kerap mengisi kajian keagamaan berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi itu memang banyak ditolak di sejumlah daerah.
Seperti di Nanggro Aceh Darussalam, Sulawesi Barat, dan teranyar di Kabupaten Wajo.
Sumardi menambahkan, bahwa Firanda Andirja telah dicap sebagai penceramah radikal.
"Firanda ini juga salah satu penceramah yang sudah dilist merah oleh Kemenag dan MUI sebagai penceramah yang radikal," katanya.
Setali tiga uang, badan otonom Nahdatul Ulama pun siap pasang badan apabila Pemkab Wajo ngotot mendatangkan Firanda Andirja di Bumi Lamaddukelleng.