Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rakerda Apersi

Mengenal Tari Pepe-pepe ri Baine, Ditampilkan Saat Pembukaan Rakerda Apersi di Hotel Claro Makassar

Tarian Pepe-pepe ri Baine menjadi pembuka pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi)

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM/FAQIH
Suasana Tamu Undangan Apersi sedang mengikuti Tari Api di Claro Hotel Makassar, Rabu (23/3/2022) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tarian Pepe-pepe ri Baine menjadi pembuka pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) di Hotel Claro Makassar, Rabu (23/3/2022). 

Tarian ini dimulai saat para penari wanita duduk melantai menggunakan pakaian adat.

Setiap penari telah memegang dua buah obor. 

Baca juga: Apersi Solidkan Anggota untuk Bangkitkan Ekonomi Sulsel

Baca juga: Apersi Sulsel Diisi 45 Persen Pengusaha Milenial, Bakal Rakerda Dalam Waktu Dekat

Setelah itu, satu persatu berdiri dan mulai menyulut api pada obor. 

Tarian dimulai dengan gemulainya sambil memainkan api. 

Penari juga mengajak tujuh tamu undangan secara acak untuk mencoba tarian tersebut. 

Ajaibnya, seluruh penari dan tamu undangan seakan kebal dengan panasnya api obor

Apa Itu Tari Pepe-pepe ri Baine?

Tari Pepe-Pepe ri Baine merupakan tarian penyambutan yang berasal dari kabupaten Gowa, Sulsel. 

Beberapa literatur menuliskan bahwa tarian ini telah ada sejak abad ke 17 M. 

Saat itu, Agama Islam mulai masuk ke beberapa wilayah di Indonesia. Termasuk Kabupaten Gowa, Sulsel. 

Sejarahnya, penyebaran Islam dimulai melalui seni. 

Tarian ini disinyalir berasal dari masa penyebaran agama Islam tersebut. 

"Tarian ini menceritakan bagaimana pengaruh agama Islam di Gowa pada zaman dahulu," ujar Penari Dian kepada Tribun-Timur.com.

"Jadi maknanya kita membersihkan diri dari segala keburukan hati dan pikiran. Makanya, gerakannya seperti membersihkan diri dari kepala, tangan, lalu seluruh badan begitu,"  lanjutnya

Properti tarian ini hanya menggunakan obor. 

Biasanya, tarian ini dilakukan pada upacara penyambutan. 

Untuk kebal terhadap api, tidak ada ritual khusus. 

"Sebelumnya kita harus membersihkan diri dahulu. Sebelum mulai juga kita harus berdoa supaya berjalan lancar dan dimudahkan," ucap Dian. 

Dian juga mengingatkan satu syarat penting bagi para penari wanita

"Untuk penari wajib itu sedang tidak haid, karena diri harus bersih dari segalanya," ujar Dian. 

Tarian Pepe-pepe ri Baine ini dibawakan oleh Sanggar Seni Sirajuddin Gowa

Sanggar Seni ini pernah membawakan tarian Pepe-Pepe ri Baine diajang internasional tepatnya di Den Haag, Belanda

"Kita mewakili Kabupate Gowa dalam festival Tong-Tong Fair di Belanda," tutup Dian. 

Saat ini, Rakerda Apersi telah dibuka oleh Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Iqbal Suhaeb. 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved