Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Khazanah Islam

Berpuasa 1 Hari Jelang Puasa Ramadhan, Bolehkah? Simak Penjelasan MUI

Nabi Muhammad menjelaskan, ketika akan memasuki bulan Ramadhan, hendaknya kita mempersiapkan fisik dan mental secara spiritual.

Editor: Hasriyani Latif
Tribunnews
Ilustrasi Puasa - Penjelasan MUI soal boleh tidaknya seseorang melaksanakan puasa satu atau dua hari jelang puasa Ramadhan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Bulan Ramadhan 2022 sebentar lagi tiba.

Menjelang Ramadhan biasanya masih ada sebagian orang yang mengganti utang puasa tahun lalu.

Sebagaimana diketahui, utang puasa wajib dibayar sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan saat Ramadhan sebelumnya.

Namun, terkadang ada yang bertanya-tanya, apakah boleh melaksanakan puasa satu atau dua hari menjelang puasa Ramadhan?

Baca juga: Hal-hal yang Membatalkan Puasa, Apa Saja? Ketahui Pula Kategori Orang Diberi Keringanan Tak Berpuasa

Baca juga: Berapa Hari Lagi Puasa Ramadhan 2022? Ini Jadwal Puasa Versi Muhammadiyah dan Pemerintah, Plus Niat

Seperti diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada Sabtu, 2 April 2022.

Penetapan itu dilakukan melalui metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadah.

Keputusan PP Muhammadiyah mengenai awal puasa itu tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah nomor 01/MLM/I.0/E/2022.

Selain menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada 2 April 2022, Muhammadiyah juga menetapkan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri 2022 pada Senin, 2 Mei 2022.

Sementara itu, Pemerintah bakal menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1443 H melalui Sidang Isbat yang akan digelar pada Jumat, 1 April 2022.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, sidang isbat awal Ramadhan 1443 H akan kembali digelar secara luring dan daring.

Saat Ramadhan tiba, umat muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Saat Ramadhan tiba, umat muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. (freepik)

"Sidang akan kembali digelar secara hybrid, dalam arti gabungan antara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan," ujar Kamaruddin dikutip dari kemenag.go.id.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adi menerangkan, sidang isbat akan dibagi menjadi tiga tahap.

Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1443 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi).

Pemaparan dilakukan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag mulai pukul 17.00 WIB.

"Sesi ini terbuka dan akan disiarkan melalui live streaming," ujar Adib seperti dikutip Tribun-Timur.com dari Tribunnews.com.

Kedua, pelaksanaan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadhan 1443 H.

Sesi ini digelar secara tertutup setelah Salat Maghrib.

Baca juga: Sholat Nisfu Syaban Berapa Rakaat? Simak Bacaan Niat dan Tata Cara Sholat Nisfu Syaban

Baca juga: Bacaan Niat Puasa Nisfu Syaban Bahasa Arab & Indonesia, Lengkap Tata Cara Sholat Agar Dosa Diampuni

Selain data hisab (informasi), sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 78 lokasi di seluruh Indonesia.

"Tahap ketiga, telekonferensi pers hasil sidang isbat akan disiarkan secara langsung oleh TVRI dan media sosial Kemenag," tambahnya.

Puasa 1 Hari Jelang Ramadhan, Bolehkah?

Sebelum Ramadhan tiba, ada beberapa orang yang melaksanakan ibadah puasa.

Entah itu untuk membayar sisa utang puasa Ramadhan tahun lalu, puasa sunnah Senin Kamis, ataupun dalam rangka menyambut bulan puasa Ramadhan.

Pertanyaannya, apakah berpuasa satu atau dua hari sebelum memasuki bulan Ramadhan diperbolehkan?

Beberapa waktu lalu, Ustadz Satibi Darwis kala menjabat sebagai anggota Komisi Fatwa MUI Pusat memberikan penjelasannya.

anggota Komisi Fatwa MUI Pusat, Ustadz Satibi Darwis
anggota Komisi Fatwa MUI Pusat, Ustadz Satibi Darwis (Tangkapan layar video Tribunnews)

Sebelum menjawab pertanyaaan ini, ada satu hadis yang bisa menjadi rujukan.

Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلا يَوْمَيْنِ إِلا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ

"Jangan mendahului Ramadan dengan berpuasa sehari atau dua hari (sebelumnya). Kecuali seseorang yang terbiasa berpuasa, maka (tidak mengapa) berpuasalah." (HR. Al-Bukhari no. 1914 dan Muslim no. 1082)

Dalam hadis ini, Nabi Muhammad menjelaskan, ketika akan memasuki bulan Ramadhan, hendaknya kita mempersiapkan fisik dan mental secara spiritual.

Tujuannya agar kita benar-benar fit saat memasuki bulan Ramadhan.

Kecuali, kita sudah terbiasa untuk berpuasa.

Oleh karena itu, dalam pandangan mahzab Syafi'i, orang yang tidak berpuasa sunnah lalu sengaja berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, maka hukumnya haram.

Namun, bila orang itu sudah terbiasa berpuasa sunnah, maka tidak ada masalah ia berpuasa untuk besok hari.

Misal besok hari Senin, ia terbiasa melaksanakan puasa Senin-Kamis.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Melaksanakan Sholat Dhuha? Niat, Tata Cara, Doa dan Keutamaan Mengerjakannya

Baca juga: Bolehkah Puasa Qadha Ramadhan Digabung dengan Puasa Senin Kamis? Ini Penjelasan UAS

Jumhurul ulama membolehkan puasa sunah sebelum Ramadhan sebagaimana dikutip dari kitab Fathul Bari karangan Ibnu Hajar al-'Asqalani.

Jumhurul ulama mengatakan, boleh berpuasa sunnah setelah puasa nisfu sya'ban.

Artinya, bila kita terbiasa berpuasa sunah dan sebelum Ramadhan kita membiasakan dengan kebiasaan puasa, maka hal itu tidak masalah.

Namun, bila spesial, khusus karena ingin menyambut Ramadhan, baru kita berpuasa satu atau dua hari sebelum puasa Ramadhan, maka perbuatan itu haram.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved