Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perang Rusia Ukraina

Intelijen Ukraina: Presiden Rusia Akan Disingkirkan dengan Cara Diracuni, Ini Calon Penggantinya

Dikutip Mirror, tujuan dari kelompok ini yakni menyingkirkan Putin dari kekuasaan sesegera mungkin dan memulihkan hubungan ekonomi dengan Barat.

Editor: Muh. Irham
TRIBUNNEWS
Presiden Rusia Vladimir Putin 

TRIBUN-TIMUR.COM - Intelijen Ukraina kembali membuat propaganda mengenai internal Pemerintahan Rusia. Dalam laporannya, Intelijen Ukraina menyebutkan bahwa ada upaya pengkhianatan di tubuh Pemerintahan Rusia yang dipimpin Vladimir Putin.

Masih berdasarkan laporan tersebut, pihak yang akan menyingkirkan Presiden Rusia tersebut merupakan orang dalam. Putin disebut akan disingkirkan dengan cara diracuni.

Menurut Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina, kelompok berpengaruh yang merupakan anggota elit Rusia menyusun rencana untuk menggulingkan presiden Moskow.

Dikutip Mirror, tujuan dari kelompok ini yakni menyingkirkan Putin dari kekuasaan sesegera mungkin dan memulihkan hubungan ekonomi dengan Barat.

Berdasarkan laporan intelijen, orang dalam yang berkedudukan tinggi mengaku kecewa dengan dampak perang dan sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Rusia.

Badan intelijen Ukraina mengklaim pengganti Putin telah dipilih dalam bentuk Direktur FSB Alexander Bortnikov.

"Sudah diketahui bahwa Bortnikov dan beberapa perwakilan berpengaruh elit Rusia lainnya sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk menyingkirkan Putin dari kekuasaan," kata Kepala Direktorat Intelijen.

"Secara khusus, keracunan, penyakit mendadak, atau 'kebetulan' lainnya tidak dikecualikan," tutur Kepala Direktorat Intelijen.

Kepala Badan Intelijen Rusia FSB, Alexander Bortnikov menunggu dimulainya pertemuan Komite Penyelenggara Pobeda (Kemenangan) di Kremlin di Moskow pada 11 Desember 2019.

Kerugian yang ditimbulkan pasukan Chechnya

Badan tersebut menduga kerugian yang ditimbulkan pasukan Chechnya di utara Rusia mungkin mempengaruhi rencana tersebut.

Akhir pekan ini Ukraina mengatakan bahwa bagian dari skuadron tempur Chechnya yang terkenal telah dikirim kembali ke Rusia setelah banyak tentara mereka tewas.

Usulan bahwa Bortnikov sebagai pengganti Putin dapat dianggap mengejutkan.

Otak dan jantung rezim Putin

Berdasarkan penyelidikan mendalam oleh Dossier Centre, FSB Bortnikov adalah otak dan jantung dari rezim Putin.

"Sebuah negara di dalam negara," kata Dossier Centre.

Dikutip Daily Mail, menurut intelijen Ukraina, para komplotan elit memilih Bortnikov yang berusia 70 tahun karena mereka yakin dia bisa menjadi ujung tombak pemulihan hubungan ekonomi dengan barat.

Mereka semakin khawatir tentang Rusia menjadi negara paria, dijauhi oleh barat dan rumah, rekening bank, dan kapal pesiar mereka disita- serta kemampuan mereka untuk bepergian dan menjalankan bisnis lumpuh.

Bortnikov diyakini memiliki jaringan orang dalam yang bekerja dan tinggal di Ukraina, tempat ia menjalankan jaringan agen selama bertahun-tahun.

Diperkirakan Putin sekarang marah padanya karena membiarkan komandan militernya salah langkah oleh pertahanan Ukraina yang ganas melawan invasi.

Lebih jauh, seorang rekan postdoctoral di Weiser Center for Emerging Democracies di University of Michigan Adam Casey percaya bahwa Putin adalah bukti kudeta.

"Dia menghabiskan banyak waktu dan upaya merancang aparat keamanan Rusia sedemikian rupa sehingga membuatnya relatif kebal terhadap kudeta," katanya kepada Business Insider.

Baca juga: Finlandia Siap Terima Lebih Banyak Pengungsi Ukraina

"FSB adalah bentuk pencegahan kudeta yang cukup efektif," katanya.

Casey menjelaskan, karena para pejabat militer takut mereka diawasi dan bisa dibunuh.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved