Lukisan Armin Mustamin Toputiri
Zam Kamil Sebut Armin Mustamin Toputiri Pelukis Naif
Seniman Zam Kamil turut hadir membedah karya Armin Mustamin Toputiri di Hotel Claro, Makassar, Senin (14/3/2022).
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Seniman Zam Kamil turut hadir membedah karya Armin Mustamin Toputiri di Hotel Claro, Makassar, Senin (14/3/2022).
Bedah karya lukis yang bertajuk 'Tinjauan Teori dan Teknik Seni Rupa' itu dihadiri pegiat seni rupa serta mahasiswa dan dosen dari kampus di Kota Makassar.
Dalam bedah karya tersebut, Zam Kamil banyak mengkritik lukisan Armin Mustamin Toputiri.
Baca juga: Prof Karta Jayadi Kagumi Lukisan Sidang Paripurna Karya Armin Mustamin Toputiri, Ini Maknanya
Baca juga: Kurator, Seniman, hingga Akademisi Seni Rupa Bedah Lukisan Armin Mustamin Toputiri
"Secara keseluruhan, saya menganggap karyanya (Armin) itu naif," katanya.
Zam Kamil mengibaratkan Armin Mustamin Toputiri seperti bayi yang belum bisa berjalan secara mumpuni, tapi sudah bisa berbicara dengan fasih.
"Ngomongnya sudah banyak," kata Zam Kamil.
Menurut Zam Kamil, berdasarkan analogi bayi tadi, orang terpukau kepada Armin karena kefasihannya dalam berbicara.
"Padahal dia berjalan masih tertatih-tatih," ujar Zam Kamil.
Secara keseluruhan yang membuat orang lain terpengaruh adalah tema yang diangkat, zoon politicon.
Zam Kamil juga memberi contoh kekeliruan Armin dalam melukis manusia berkepala tikus menggunakan kopiah, dan menenteng tas di tangan kirinya berjalan.
Posisi kaki dan tangan dalam lukisan tersebut bertentangan dengan disiplin ilmu seni rupa.
Menurut Zam Kamil, jika kaki kanan yang berada di depan, seharusnya tangan kiri yang ke depan.
Tapi dalam lukisan tersebut, kaki kanan dan tangan kanan secara bersamaan berada di depan.
"Tapi pak Armin menggambar secara spontan, sehingga kesalahan itu tertutupi dengan adanya tas di tenteng di tangan kirinya," katanya.
"Jadi kelemahan itu tertutupi," lanjutnya.