PLN
Manfaatkan Bonggol Jagung, PLTU Pungaya Turunkan Emisi Karbon
Perusahaan Listrik Negara (PLN) fokus transisi energi melalui peningkatan bauran energi baru terbarukan
TRIBUN-TIMUR.COM - Perusahaan Listrik Negara (PLN) fokus transisi energi melalui peningkatan bauran energi baru terbarukan dalam porsi pengembangan pembangkit kedepannya.
Selain itu, PLN Juga menerapkan green booster yang meliputi implementasi cofiring pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
PLTU Punagaya (2 x 100 MW) salah satu pembangkit listrik tenaga uap dalam sistem kelistrikan Sulawesi bagian Selatan.
Melakukan Inovasi pemanfaatan limbah domestik berupa bonggol jagung sebagai bahan bakar alternatif campuran batubara (Cofiring).
Guna peningkatan kualitas produksi listrik serta rantai pasok Energi Primer pada PLTU.
Upaya penerapan Cofiring tersebut berdampak pada penurunan nilai emisi karbon di tahun 2021.
Pada tahun 2021 kemarin PLTU Punagaya unit 1 berhasil menurunkan nilai emisi karbon sebesar 121.869 Ton CO2 dari tahun sebelumnya.
PLN Punagaya juga berhasil melakukan trading karbon kebeberapa pembangkit PLTU milik PLN Lainnya,
Angka penurunan diatas sesuai dengan capaian Intensitas Emisi PLTU Punagaya 1 pada tahun 2021 yakni 1,002 ton CO2/MWH.
Atau lebih rendah dari Nilai Batas Atas (Cap) PLTU yang telah ditetapkan oleh kementrian ESDM yakni sebesar 1,013 ton CO2/MWh
Program Cofiring Menggunakan Bonggol Jagung
Angka penurunan ini didapat dari konsistensi PLN dalam menerapkan pola operasi yang baik pada pembangkitnya.
Serta diterapkan metode cofiring pada PLTU Punagaya 1 yang memberikan dampak bagi penurunan emisi karbon PLTU Punagaya.
PLTU Punagaya 1 memanfaatkan limbah domestik berupa bonggol jagung dalam program cofiringnya.
Bonggol jagung diolah sedemikian rupa yang dikemudian dijadikan bahan campuran batu bara dengan komposisi perbandingan 5:95.
