Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perang Rusia Ukraina

Presiden Chechnya Akui Berada di Ukraina, Diskusi dengan Prajuritnya di Ruang Gelap

Sebuah video pendek menggambarkan Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov, sedang berdiskusi dengan prajuritnya

Editor: Muh. Irham
dok.via independent.co.uk
Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sebuah video pendek menggambarkan Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov, sedang berdiskusi dengan prajuritnya. Lokasi diskusi itu disebut berada di salah satu wilayah di Ukraina.

Dalam video tersebut, Kadyrov terlihat berada di dalam sebuah ruang gelap. Ia terlihat berdiskusi dengan beberapa orang prajurit Chechnya tentang operasi militer yang mereka katakan terjadi di sekitar 7 km dari ibu kota Ukraina.

Video itu kemudian disiarkan oleh televisi Chechnya Grozny TV, sebelumnya mengunggah sebuah video di saluran media sosial Telegram pada Minggu (13/3/2022).

Unggahan video itu tidak menjelaskan di mana atau kapan pertemuan itu berlangsung.

Kadyrov lantas menyindir unggahan lain di platform medsos yang sama yang meragukan perjalanannya ke wilayah Kiev.

“Apakah kalian tidak melihat video (saya berada di Ukraina) itu?” ungkap pria yang dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin itu lewat akun Telegram resminya.

Kantor berita Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen apakah Kadyrov memang pernah berada di Ukraina atau apakah dia telah melakukan perjalanan ke sana pada saat serangan Rusia berlangsung.

Kadyrov sering menggambarkan dirinya sebagai “prajurit kaki” Putin. Dia sebelumnya mengunggah video pasukan Chechnya bersenjata lengkap sedang berada di wilayah Kiev, sebagai bagian dari pasukan Rusia yang melakukan operasi militer di Ukraina.

Kadyrov sudah berulang kali dituduh Amerika Serikat dan Uni Eropa melakukan pelanggaran HAM. Namun, tudingan itu semuanya dia bantah.

Moskow sendiri pernah berperang dua kali dengan kelompok separatis di Chechnya, sebuah wilayah berpenduduk mayoritas Muslim di Rusia Selatan, menyusul runtuhnya Uni Soviet pada 1991.

Akan tetapi, Moskow sejak itu juga menggelontorkan sejumlah besar uang ke Chechnya untuk membangun wilayah itu kembali dan memberikannya otonomi yang luas.

Rusia telah berulang kali menekankan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina. Moskow menjelaskan, tujuan dari operasi militer mereka di Ukraina adalah untuk mendemiliterisasi dan “mendenazifikasi” negara tentangganya itu, dengan hanya menargetkan infrastruktur militer.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved