Refleksi Harla IPNU Sulsel ke-68, Firdaus Muhammad Minta Kader Perkuat Ideologi Aswaja
Dialog yang bertema Tantangan Pelajar Menuju Era Disrupsi ini menghadirkan empat pemateri.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan (IPNU Sulsel) menggelar Dialog Refleksi hari lahir (Harla) yang ke-68.
Kegiatan tersebut berlangsung di Warkop Bang Joni Jl Teuku Umar Raya No 5, Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sabtu (5/3/2022).
Dialog yang bertema Tantangan Pelajar Menuju Era Disrupsi ini menghadirkan empat pemateri.
Ketua PW IPNU Sulsel, Sulkifli Azis.
Muh. Ramli Syamsuddin, tenaga ahli DPR RI yang juga Ketua PW IPNU Sulsel 2014-2017.
Kompol Agus Isnaini, Densus 88 Polri.
Serta Firdaus Muhammad, Dekan FDK UIN Alauddin Makassar yang juga Pembina PW IPNU Sulsel.
Dalam dialog tersebut, Firdaus Muhammad meminta pengurus IPNU untuk memperkuat ideologi Ahli Sunnah wal Jamaah (Aswaja).
"Tugas kita adalah mengawal dan menjaga Aswaja, berusaha untuk menumbuhkan ideologi bahwa ada yang kita perjuangkan," katanya.
"Bukan hanya berkumpul dan candaan-candaan," tambahnya.
Firdaus Muhammad juga mengaku bangga menjadi bagian IPNU. Ia mengenal Aswaja melalui organisasi yang mulai ia ikuti 30 tahun lalu itu.
"Ideologi keaswajaan saya terbangun di IPNU," katanya.
Menurutnya, tantangan terbesar IPNU di era disrupsi ini, bukan digitalisasi ataupun bonus demografi.
Melainkan, kata Firdaus Muhammad, tantangan terbesar IPNU adalah potensi masuknya ideologi radikalisme dalam organisasi ini.
Sehingga yang harus ditanamkan sejak dini kepada kader adalah identitas ideologi IPNU.
"Yang diperkuat materi keaswajaan. Kalau sudah mengenal identitas, barulah kita melakukan ekspansi," katanya. (*)
Laporan wartawan Tribun Timur, Wahyudin Tamrin