Dikenal sebagai Pendukung Jokowi, DS Justru Menolak Perpanjangan Masa Jabatan Presiden, Ada Apa?
Pegiat media sosial Denny Siregar secara tegas menolak wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Ada apa?
TRIBUN-TIMUR.COM - Pegiat media sosial Denny Siregar secara tegas menolak wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Padahal selama ini, Denny Siregar dikenal sebagai pendukung Jokowi.
Nyatanya, meski pendukung Jokowi, Denny Siregar tak sepakat dengan wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
Lewat cuitan di akun Twitter @dennysirregar7, Denny Siregar mengatakan penolakan wacana perpanjangan masa jabatan sebagai bentuk rasa sayang kepada Jokowi.
"Kita sayang @jokowi. Kita jaga beliau sampai akhir masa jabatan di 2024 sesuai konstitusi. Biar namanya tetap wangi.
Jadi, para brutus yg pengen jebak Presiden dgn iming2 "rakyat menghendaki utk memimpin lagi", silahkan pergi," tulis Denny Siregar, Kamis (3/2/2022) pukul 7.05 malam, dikutip Tribun-timur.com.
Cuitan sahabat Abu Janda dan Eko Kuntadhi disertai link artikel Tribunnews.com berjudul Survei LSI: Mayoritas Pemilih Jokowi Tolak Perpanjangan Masa Jabatan Presiden.
Dilansir Tribun-timur.com dari artikel tersebut, mayoritas pemilih Joko Widodo (Jokowi) dan Maruf Amin pada Pilpres 2019 menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden baik itu dengan alasan pandemi, pemulihan ekonomi, maupun pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Hal tersebut berdasarkan temuan survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 25 Februari 2022 sampai 1 Maret 2022.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan meski pandemi masih berlangsung, 59% pemilih Jokowi menyatakan lebih baik Presiden mengakhiri masa jabatannya pada tahun 2024.
Selain itu, kata dia, sebanyak 56% pemilih Jokowi menyatakan presiden tidak usah memperpanjang masa jabatannya meskipun dengan alasan pemulihan ekonomi.
Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi (WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN)
Ia juga mengungkapkan meski dengan alasan untuk memastikan pembangunan IKN, 56,2% pemilih Jokowi pun menolak perpanjangan masa jabatan tersebut.
Hal tersebut disampaikannya dalam rilis temuan survei LSI secara daring bertajuk 'Sikap Publik terhadap Penundaan Pemilu dan Masa Jabatan Presiden' pada Kamis (3/3/2022).
"Pemilih Prabowo Sandi memang hampir semuanya menolak perpanjangan masa jabatan tersebut," kata Djayadi.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyelenggarakan jajak pendapat kepada publik secara nasional di 34 provinsi di Indonesia sejak 25 Februari 2022 hingga 1 Maret 2022.
Jajak pendapat menanyakan sikap publik terhadap penundaan pemilu dengan berbagai alasan di antaranya terkait ekonomi, wabah Covid-19, dan pemindahan ibukota yang baru berlangsung.
Publik juga ditanya tentang dukungan dan evaluasi mereka terhadap demokrasi, serta kondisi bangsa secara umum.
Selain itu, jajak pendapat juga menanyakan kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo, basis dukungan pada Pemilu 2019, dan pertanyaan sosio-demografi lainnya.
Hasil jajak pendapat diharapkan dapat memberi potret tentang sikap publik mengenai wacana penundaan Pemilu yang sedang mencuat saat ini.
Dalam survei yang dilakukan melalui telepon tersebut, responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Juni 2021.
Sebanyak 296.982 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh Indonesia pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang 3 tahun terakhir.
Rata-rata, sekitar 71% di antaranya memiliki nomor telepon.
Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 12.613 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei sebanyak 1.197
responden.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis sebanyak 1.197 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) ±2,89% pada tingkat kepercayaan 95%.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional dan diklaim mewakili 71% dari populasi pemilih nasional. (Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin, Tribunnews.com/ Gita Irawan)