Isra Mikraj
Mengenal Isra Mikraj dan Buraq yang Digunakan Rasulullah SAW Naik ke Langit ke Tujuh
Menurut sejarah Islam, Isra Mikraj merupakan peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke langit ketujuh untuk menerima perintah salat.
Berikut beberapa hadist yang menerangkan keadaan Sidratul Muntaha.
Hadis dari Anas ra, Nabi SAW bersabda: "Aku melihat Shidratul-Muntaha di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi daerah Hajar, dan daunnya seperti telinga gajah.
Dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Kemudian aku bertanya, "Wahai Jibril, apakah keduanya ini?"
Dia menjawab, "Adapun dua yang dalam itu ada di surga sedangkan dua yang di luar itu adalah Nil dan Eufrat." (HR. Bukhari 3207)
Hadis lainnya dari Asma binti Abu Bakr ra, beliau mendengar Rasulullah saw menjelaskan tentang Sidratul Muntaha:
"Orang yang naik kuda baru bisa melintasi bayang-bayangnya selama seratus tahun atau seratus penunggang kuda, bisa dinaungi bayang-bayangnya, di sana ada laron dari emas, buahnya seperti kendi besar." (HR. Turmudzi 2541 dan beliau menilai: Hasan Shahih).
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda: "Ketika saya dimirajkan ke langit ke tujuh, saya diajak ke sidratul muntaha, ketika pohon ini diliputi perintah Allah, dia berubah.
Tidak ada seorangpun manusia yang mampu menggambarkannya, karena sangat indah." (HR. Abu Yala Al-Mushili 3450 dan dishahihkan Husain Salim Asad).
Sebagai Muslim yang taat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, banyak amalan sunah berpahala bisa dilakukan.
Di antaranya adalah membaca doa di malam Isra Miraj.
Ulama kharismatik dengan gelar Al Allamatul Auhad bernama Al Arif Billah Sayyidi Imam Muhammad Bin Abdul Wahid An Nazhifiy (1270 H-1366 H) mengatakan;
"Siapa saja yang membaca doa ini pada malam 27 Rajab, akan Allah Taala ijabah segala doanya, diangkat kedudukannya dan dihidupkan hatinya dengan aneka kebaikan.
Selengkapnya simak bacaan doa Isra Miraj lengkap Arab latin dan artinya.
اللهُمَّ اِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ، حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ، أَنِ ارْحَمْ قَلْبِي الْحَزِيْنَ، وَتُجِيْبَ دَعْوَتِي يَا أَكْرَمَ اْلأَكْرَمِيْنَ.
Allahuma inni as aluka bi musyahadati israari al muhibbin, wabilhalawatillati khash-shashasta biha sayyidil mursalin, hina asrarta bihi lailata as sab'I wal 'isyriina, anirham qalbiia al haziin, tujibta da' wati, yaa akramil akramiin.