PSM Makassar
Hadapi Persikabo 1973, Pelatih PSM Minta Anak Asuhnya Belajar dari Kekalahan saat Lawan Borneo FC
Ketika kalah 0-1 dari Borneo Fc di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, pada Jumat (11/2/2022), PSM catatkan 23 pelanggaran.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – PSM Makassar akan melawan Persikabo 1973 pada pekan 25 Liga 1 2021-2022.
Kedua kesebelasan bertanding di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar pada Selasa (15/2/2022) pukul 16.15 Wita.
Pekerjaan rumah menanti Pelatih PSM, Joop Gall sebelum bertemu Laskar Padjajaran.
Baca juga: Ditekuk Borneo FC, Pelatih PSM Joop Gall Tuding Wasit Berat Sebelah
Baca juga: Satu Hal yang Bikin Joop Gall Kecewa Padahal PSM Punya Banyak Peluang dari Borneo FC
Ia pun meminta anak asuhnya belajar dari kekalahan saat melawan Borneo FC.
Banyaknya pelanggaran yang tak perlu dilakukan pemainnya harus diatasi.
Terbukti ketika kalah 0-1 dari Borneo Fc di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, pada Jumat (11/2/2022), PSM catatkan 23 pelanggaran.
Hasilkan empat kartu kuning dan satu kartu merah.
Bahkan dari pelanggaran dilakukan tersebut, bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Pesut Etam untuk mencetak gol kemenangan.
Gol tunggal yang dicetak Wildansyah di menit 43 berawal dari sebuah pelanggaran.
Abdul Rachman menjatuhkan pemain Borneo.
Tendangan bebas yang diambil Kei Hirose disambut dengan sundulan oleh Wildansyah.
Joop Gall menyebut, anak asuhnya terlalu banyak melakukan pelanggaran tidak perlu.
Baca juga: Alasan Anco Jansen & Golgol Tak Ada di Line up PSM Hingga Adam Mitter Jadi Striker Lawan Borneo FC
Baca juga: Dua Kali Mistar Gawang dan Kartu Merah Abdul Rachman Warnai Kekalahan PSM 0-1 atas Borneo
"Begitulah sepak bola, mereka (Borneo) cuma punya satu kesempatan dan kita juga memberikan pelanggaran percuma yang seharusnya tidak dilakukan. Satu momen tidak konsentrasi dan mereka gunakan peluang tersebut untuk jadi gol," sebutnya jumpa pers usai pertandingan Jumat malam.
Harusnya, kata dia, para pemain bermain lebih tenang. Sebab sentuhan ke lawan selalu berbuah pelanggaran.
“Harusnya lebih tenang dan tidak mudah berikan sliding tackel. Apa yang kita lihat di lapangan, setiap sliding tackel, lawan dapat tendangan bebas,” kata pelatih asal Belanda ini.
Joop Gall juga menyoroti penyelesaian akhir PSM. Sebanyak 11 tembakan dilepaskan tak ada berbuah gol.
Dua peluang hanya membentur mistar gawang, yakni sepakan Rizky Eka menit 16 dan Yance Sayuri di menit 73.
Eks asisten Guangzhou City ini menyampaikan, pemain harus lebih menggunakan intelegensi dan kepintaran dalam bermain sepak bola.
Untuk atasi kurangnya penyelesaian akhir, tentu tidak mudah. Ia tetap bersyukur timnya masih bisa membuat peluang dari pada tidak sama sekali.
Sebenarnya, dia berharap dari dua peluang emas diciptakan, satu bisa berbuah gol.
“Sulit untuk menjawabnya sekarang, namun ini lebih baik dari pada kita tidak membuat peluang sama sekali. Normalnya di pertandingan yang saya harapkan, dua peluang, satu gol dari peluang tersebut. Namun, itulah yang terjadi,” ucapnya.