Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kementan

Petani Milenial Bogor Kini Ekspor Tanaman Hias Berdaun Indah, Diminati Pasar Amerika dan Eropa

Kondisi pandemi Covid-19 yang melanda dunia tidak menyurutkan Indonesia mengikuti beragam ajang pameran internasional.

Editor: Ansar
Kementan RI
Tanaman hias ekspor yang dibudidayakan Petani Milenial Bogor 

Menariknya, produksi dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sekitar. Jumlah petani binaan mencapai ratusan orang yang tersebar di Desa Putat Nutuh dan Desa Tamansari, Kecamatan Ciseeng, Bogor.

Dalam produksi keseharian, mereka menggunakan istilah mustahik dan muzakki yang mengadopsi konsep islami.

Sederhananya, mustahik adalah orang-orang yang menerima zakat, sedang muzakki adalah orang yang membayar zakat. Kelompok mustahik digambarkan sebagai petani binaan.

Melalui kerja sama tersebut, petani binaan yang memiliki pendapatan tinggi bisa mencapai level muzakki.

“Pola kerja samanya memadukan konsep mustahik – muzakki. Petani membeli bibit ke Pelita Desa seharga 35 ribu, kemudian petani melakukan perbanyakan dan menjual anakan ke Pelita Desa rata-rata seharga 25 – 35 ribu per anakan untuk jenis tanaman hias yang diminati pasar.

Beberapa petani sudah dapat menghasilkan 1000 anakan. Dari pola ini, petani sudah mendapat keuntungan dan tidak khawatir karena tanaman yang mereka kembangkan sudah ada pasarnya,” lanjut pengusaha yang masih berusia 24 tahun ini.

Baca juga: Dongkrak Ekonomi Rakyat, Kementan Bersama MSI Populerkan Singkong Masuk Industri Pangan

Baca juga: Ikatan Sarjana Wanita Acungkan Jempol buat Strategi Kementan Hadapi Iklim dan Covid-19

Pelita Desa mengembangkan beragam jenis florikultura yang mengikuti selera dan permintaan dari buyer dan analisa tren pasar.

Selain itu nursery ini juga membangun green house seluas 400 meter persegi yang digunakan sebagai karantina tanaman sementara sebelum dikirim ke luar negeri.

“Florikultura yang kami budidayakan antara lain Scindapsus, Philodendron, Aglaonema, Anthurium, Amydrium, Monstera, Syngonium, dan Cyrtosperma.

Kualitas, kuantitas dan kontinuitas merupakan kunci dalam pemasaran florikultura. Kami juga melakukan perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan untuk memenuhi permintaan ekspor.

ermasuk melakukan kemitraan dengan pelaku usaha di berbagai daerah untuk memenuhi pasar sekaligus memperluas jaringan informasi,” terangnya.

Salah satu petani binaan, Ummi mengembangkan tanaman hias daun di lahan seluas 60 meter persegi mampu menghasilkan 1200 pohon.

Hal ini tentunya membantu meningkatkan kesejahteraan para petani binaannya.

“Saya merasakan manfaat dan rezeki dari menanam tanaman hias milik Mbak Cici ini.

Cukup menggunakan halaman depan rumah saja, semula saya hanya menanam 200 anakan kini berkembang lebih dari 1200 anakan,” pungkas sosok yang biasa dipanggil Emak ini. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved