Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Siapa Chandra Sukotjo? Orang Kepercayaaan KSAD Jenderal Dudung Memotret Pelapor, Karier Cemerlang

Kini, Letjen TNI Chandra W Sukotjo menjabat sebagai Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat ( Puspomad).

Editor: Ansar
Puspomad
Danpuspomad Letjen TNI Chandra W Sukotjo turun tangan menangani kasus dugaan korupsi Tabungan Wajib Perumahan Angkatan Darat (TWP AD) periode 2013-2020. 

- Kabag Tatib Sdirbinhartib Puspomad (2006—2007)

- Pamen Mabes TNI (2007)

- Pabandya 4/Milhanlugri Paban VI/Mintel Sintel TNI (2007—2008)

- Pabandya B-51 Direktorat B BAIS TNI (2008)

- Gumil Gol IV/Kol Korps Gumil Satinduk BAIS TNI (2008—2009)

5. Kolonel

- Atase Pertahanan RI Turki[2] (2009—2012)

- Pamen Denmabesad (Dik Sesko TNI) (2012—2013)

- Dirbinhartib Puspomad (2013)

- Danpomdam V/Brawijaya[3] (2013—2014)

6. Brigadir Jenderal

- Kasubdit Pasifik Deputi Intelijen Luar Negeri BIN (2014)

- Direktur Amerika & Eropa Deputi Intelijen Luar Negeri BIN (2014)

- Sekretaris I Kedubes RI Australia (2014—2017)

7. Mayor Jenderal

- Deputi I Bidang Luar Negeri BIN[4] (2017—2021)

Baca juga: Judi Sabung Ayam Marak di Toraja, Benarkah Ada Beking Oknum TNI-Polri?

Baca juga: Ingat TB Simatupang? Jenderal Muda TNI Berani Tantang Soekarno, Baru Dapat Gelar Pahlawan di Era SBY

8. Letnan Jenderal

Danpuspomad (2021—Sekarang).

Dipercaya Jenderal Dudung Ambil Foto Wajah Pelapor

Baru-baru ini, Jenderal Dudung Abdurachman memerintahkan jajaran Pusat Polisi Militer Angkatan Darat ( Puspomad) memotret wajah pelapornya satu per satu.

Seperti diketahui, Jenderal Dudung dilaporkan atas dugaan penistaan agama setelah pernyataannya 'karena Tuhan bukan orang Arab' diributkan sekelompok orang.

Pernyataan tersebut disampaikan Jenderal Dudung saat melakukan podcast dengan Deddy Corbuzer beberapa waktu lalu. 

Sedangkan sekelompok orang yang melaporkan mantan loper koran itu bergabung dalam Koalisi Ulama, Habaib, dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA).

Puspomad sebenarnya menjadwalkan pemeriksaan terhadap para pelapor pada Jumat (4/2/2022).

Namun, para pelapor tidak datang dan minta dijadwal ulang.

Mengenai perintah agar waja para pelapornya difoto satu per satu, Jenderal Dudung mengaku karena tidak mengenal sosok mereka.

Jenderal Dudung memerintahkan jajaran penyidik Puspomad mengambil foto wajah pelapor satu per satu untuk dikenalinya. Para pelapor seharusnya menjalani pemeriksaan pada jumat (4/2/2022), tapi mereka tidak datang. (Tangkapan Layar)
Jenderal Dudung memerintahkan jajaran penyidik Puspomad mengambil foto wajah pelapor satu per satu untuk dikenalinya. Para pelapor seharusnya menjalani pemeriksaan pada jumat (4/2/2022), tapi mereka tidak datang. (Tangkapan Layar) (KompasTV)

Kendati demikian, mantan Pangdam Jaya dan Pangkostrad itu tidak mempermasalahkan pelaporan tersebut.

Ia mengatakan, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga tidak terlalu memikirkan laporan tersebut.

Dikutip dari Kompas TV, Jenderal Dudung memberikan klarifikasi terkait pernyataan 'karena Tuhan bukan orang Arab' yang dipermasalahkan sebagian orang.

Pernyataan tersebut sebenarnya dikaitkan dengan pembacaan doa kepada Tuhan. 

Menurutnya, dengan membaca doa menggunakan bahasa apapun, Tuhan pasti mengerti," kata Dudung.

"Tuhan itu bukan orang. Apalagi orang Arab. Saya berdoa pakai bahasa apa saja bisa. Allah Maha tahu," kata Dudung.

Dalam video Kompas Tv, Dudung mencontohkan berdoa menggunakan bahasa Arab.

Kemudian, ia menggambarkan doa lain yang ia tidak bisa menggunakan bahasa Arab.

"Apa Allah mengerti bahasa saya, paham. Bahasa di dunia ini Tuhan tahu," ungkapnya.

Sementara itu, koordinator pelapor, Damai Lubis mengatakan, pernyataan Jenderal Dudung tidak mencerminkan tupoksinya sebagai TNI AD.

Mereka mengatakan, ucapan Dudung syarat delik pidana umum.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved