Buaya Berkalung Ban
Siapa Hili? Viral usai Berhasil Tangkap Buaya Berkalung Ban,Disebut Lebih Hebat dari Panji Petualang
Hili berhasil menangkap Buaya Berkalung Ban di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022) malam. Warga sebut Hili lebih hebat daripada Panji Petualang.
TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Hili jadi perbincangan hangat di masyarakat.
Hal tersebut usai Hili berhasil menangkap buaya berkalung ban di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022) malam.
Penangkapan itu belokasi di Jembatan II Kelurahan Tatura Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Diketahui, pada 2016 Buaya Berkalung Ban viral di media sosial.
Sejak saat itu, banyak orang yang mencoba menangkap buaya berkalung ban tersebut.
Mulai dari Panji Petualang, dua pakar pemerhati buaya dari Australia, Matt Wright dan Christ Willson, hingga terakhir Foresst Galante dan Tim Discovery Channel.
Namun, tak ada satu pun yang mampu menangkap buaya tersebut.
Hingga akhirnya warga bernama Hili asal Sragen datang dan mampu menaklukkan buaya tersebut.
Warga sekitar bahkan menyebut Hili lebih hebat daripada Panji Petualang karena berhasil melepas ban yang melilit buaya itu.
Siapa Hili?

Hili merupakan warga asal Sragen, Jawa Tengah.
Dikutip dari Tribun Palu, Hili ternyata baru sekitar 4 bulan tinggal di Kota Palu.
"Disini (Kota Palu, red) sekitar baru 4 bulan," ungkap Tili.
Pun demikian, saat ini Tili sudah memilik E-KTP dengan alamat Kota Palu.
Bagaimana cara Hili menangkap Buaya Berkalung Ban itu?
Hili menceritakan, sudah tiga pekan dia mencoba menangkap buaya itu.
Setiap sore, pria berusia 35 tahun itu memasang umpan yang terikat tali ke sungai sekitar.
Ujung tali lainnya diikat pada batang kayu besar yang ada di sekitar sungai untuk memudahkannya menarik buaya saat umpan itu berhasil dimakan.
Hili mengungkapkan untuk melakukan penangkapan buaya berkalung ban hanya mengandalkan uang pribadinya.
Mulai dari untuk membeli umpan seperti ayam, burung merpati dan bebek untuk memancing buaya tersebut.
"Habis uang sekitar Rp 4 juta, kalau ayam sekitar 35 ekor sama merpati," ujarnya, dilansir dari TribunPalu.com.
Ia menuturkan, menggunakan tali dengan panjang sekitar 300 meter.
Namun tertinggal hanya 100 meter disebabkan dicuri.
"Pokoknya kalau tali ada sekitar 300 meter dan tinggal 100 meter dicuri orang tapi saya ikhlaskan," tuturnya.
"Saya jeratnya pakai tali kapal karena tidak ada modal makanya saya sambung-sambung saja," tambah Tili.
Dia menjelaskan, semua biaya untuk penangkapan ini menggunakan uang pribadi miliknya.
"Saya kan modal sendiri, uang Rp 4 juta saya jalankan disini," pungkasnya.
Hili mengungkapkan sebelum berhasil menangkap Buaya Berkalung Ban, Ia terlebih dahulu menangkap anak dari B3 tersebut.
"Anaknya buaya ini saya tangkap disana (tengah sungai, red) pakai perahu rakitan saya, Sudah 4 hari saya tangkap anaknya buaya ini," ungkap Tili, Selasa (8/2/2022).
Pria asal Sragen ini menjelaskan, alasannya untuk melepaskan ban dari leher buaya disebabkan tidak tega melihat binatang terikat-ikat.
"Saya memang tidak suka ada binatang terikat-ikat saya tidak suka dari dulu, biar ular saya kase lepas," tuturnya.
"Ini kemauannya saya sendiri, karena saya merasa kasihan dan saya mau buktikan bisa menyelamatkan buaya ini," tambah Tili.
Pria berusia 35 tahun itu pun mengatakan, buaya berkalung ban ini dianggap seperti temannya.
"Ini buaya saya anggap seperti teman," tandasnya. (*)