Kisah Pilu Munir Guru Honorer yang Terpaksa Bakar Sekolah, Tinggal di Masjid Tapi Kini Dibebaskan
Sempat Munir kala itu kembali ke sekolah untuk meminta gajinya Rp 6 juta agar dibayar demi memenuhi kebutuhan hidup.
Belum menikah dan tak punya anak, Munir tidak memiliki tempat tinggal.
Selama ini Munir hanya tinggal di kamar kecil sebuah masjid.
Ya, Munir bekerja sebagai marbot masjid.
Munir juga kerap kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari Munir dan hanya berharap pemberian dari kerabat dekat.
Kadang menurut Iip, Munir terpaksa mencuri ikan di kolam depan masjid milik saudaranya.
"Masak sendiri, kadang mencuri ikan saudaranya di kolam depan masjid," ungkap Iip Syarif.
Iip juga menyebut Munir adalah sosok pria yang cerdas dan memiliki kemampuan berpikir di atas rata-rata.
Munir adalah lulusan SMA 1 Garut yang saat ini menjadi sekolah favorit di Garut dan mencetak lulusan terbaik.
"Dia orangnya cerdas, sangat cerdas dulu lulusan SMA 1 Garut. Kita tahu pada masa itu sekolahnya merupakan sekolah terbaik," imbuh Iip Syarif dikutip dari Tribun Jabar.
Setelah lulus Munir diketahui melanjutkan kuliah di IKIP Bandung tahun 1988 Prodi Matematika.
IKIP Bandung sekarang menjadi Universitas Pendidikan Indonesia.
Munir drop out (DO) di semester dua lantaran saat itu ia tidak mampu membiayai hidup dan biaya kuliah.
"Munir ditinggal mati oleh ibunya, kemudian ayahnya menikah lagi, bisa dibayangkan bagaimana kondisinya saat itu," ucap Iip.
Setelah sang ibunya meninggal dunia, beberapa tahun kemudian ayahnya pun meninggal dunia.
Sejak saat itu kehidupan Munir tak menentu dan ia diketahui lebih sering menyendiri.