Mulo Fest
Mulo Fest Digelar Awal Februari, Ajang Promosi Cagar Budaya Sulsel
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mencoba membangkitkan kembali potensi wisata cagar budaya di Sulsel.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mencoba membangkitkan kembali potensi wisata cagar budaya di Sulsel.
Ada banyak kegiatan berpusat di lokasi-lokasi cagar budaya Sulsel yang akan dilangsungkan tahun ini, salah satunya di Gedung Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).
Sekretaris Dinas Pariwisata Sulsel, Devo Khadafi mengatakan, event yang akan dilangsungkan di Gedung Mulo yakni 'Mulo Fest'.
Baca juga: Kabar Baik! TPP ASN Pemprov Sulsel Tetap Ada, Tapi Berbasis Kinerja, Klaim Pertama di Indonesia
Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Makassar Khitan 82 Anak di Kompleks Masjid Nurul Kautsar
Rencananya, festival ini digelar pada 4 Februari 2022 mendatang.
Kegiatan ini tujuannya untuk memperkenalkan Gedung Mulo sebagai heritage dan salah satu obyek wisata sejarah di Sulsel.
Gedung Mulo dulunya sebuah sekolah bagi anak-anak pribumi yang orangtuanya bekerja untuk pemerintah kolonial.
Kini menjadi kantor pemerintahan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulsel.
"Ini tujuannya untuk memperkenalkan Gedung Mulo sebagai heritage, sehingga bukan hanya dikenal sebagai kantor dinas pariwisata saja," ucapnya Minggu (30/1/2022).
Nantinya, event ini melibatkan para industri kreatif untuk melakukan pameran dan juga para UMKM untuk menjajakan produk kulinernya.
Wisatawan tidak hanya melakukan kunjungan di tempat ini tapi sekaligus belajar sejarah gedung mulo.
Mulai dari cikal bakal kemunculannya hingga bangunan atau arsiteknya.
"Jadi ada sesuatu yang membuat orang tertarik untuk datang," tuturnya.
Selain Mulo Fest, Dinas Pariwisata Sulsel juga akan melalukan event di Benteng Rotterdam dan Benteng Somba Opu.
Secara umum, ada lima program yang akan dijalankan Dinas Pariwisata tahun ini, program tersebut diberi nama 5 Sinergi Untuk Kebangkitan Pariwisata Sulsel.
Beberapa diantaranya, sinergi untuk membangun promosi pariwisata berbasis digital.
Kemudian sinergi untuk pengembangan kepariwisataan berbasis desa wisata.
Devo menjelaskan, Dinas Pariwisata Provinsi dan Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota bersepakat membangun destinasi-destinasi yang bukan lagi berbasis pada satu objek wisata, tapi berbasis pada desa wisata.
Selanjutnya, sinergi untuk mengembangkan new epicentrum pariwisata Sulsel.
Sejauh ini, Sulsel memiliki tujuh destinasi eksisting.
Antara lain Toraja, Toraja Utara, Bulukumba, Selayar, Makassar Gowa, Maros.
Ke depannya, Sulsel akan membuat new epicentrum Pariwisata.
"Jadi kita akan membuat beberapa titik episentrum baru pariwisata yang bisa menunjang lagi, meningkatkan pariwisata Sulsel. Khususnya yang terkait dengan sebuah atraksi, atau objek wisata baru di Sulsel," paparnya.
Program-program tersebut dihadirkan untuk mengejar kembali kebangkitan pariwisata setelah dua tahun dilanda pandemi. (*)