Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kisah Wanita Ini Satu-satunya Selamat dari Tabrakan Pesawat, Tubuhnya Terjun Bebas Sejauh 5 KM

Larisa masih ingat betul tubuhnya terjun bebas sejauh 5 kilometer setelah pesawat yang dia tumpangi terbelah.

Editor: Waode Nurmin
id.rbth.com
Larisa Savitskaya satu-satunya penumpang selamat dalam insiden kecelakaan tabrakan antara pesawat 

Pesawat itu setengah kosong dan pramugari menawarkan beberapa kursi di depan, tetapi mereka memutuskan untuk pergi ke belakang pesawat untuk mengurangi turbulensi.

Hal itu ternyata adalah salah satu keputusan yang menyelamatkan hidup Larisa: “Ketika pesawat terbelah, kursi yang kami duduki pertama putus dan terbang dengan potongan pesawat lain, tidak ada yang akan selamat di sana”.

Detik-detik kecelakaan pesawat

Dia terbangun dari benturan keras. Suhu di dalam kabin kala itu seitar 25 derajat Celcius, tiba-tiba berubah menjadi -30 derajat Celcius, saat bagian atas pesawat terkoyak. Larisa merasakannya seperti terbakar.

Dia mendengar tangisan dan udara bersiul di sekelilingnya. Vladimir meninggal seketika pada saat tabrakan dan bagi Larisa tampaknya hidupnya juga berakhir, karena dia bahkan tidak bisa berteriak karena kesedihan atau rasa sakit.

Pada titik tertentu, dia terlempar ke lorong. Untungnya, potongan ekor An-24RV dengan kursi yang Larisa duduki meluncur perlahan dan tanpa belokan mendadak.

Dia ingat dia tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi: “Awan beterbangan di sekitar jendela besar, lalu kabut tebal menutupi itu dan deru angin memekakkan telinga.

Pesawat tidak terbakar. Tiba-tiba, ada ledakan 'hijau' di jendela besar. Oh ini taiga! Saya kaget sekaligus mencoba menyadarkan diri".

Kemudian, Larisa beruntung lagi. Setelah delapan menit penerjunan bebas, pecahan pesawatnya mendarat di pohon betula (birch) fleksibel yang membuat pendaratan jauh lebih lembut daripada hanya jatuh di tanah atau di pohon cemara.

Hal pertama yang Larisa dengar ketika dia sadar adalah suara nyamuk hutan di sekitarnya. Kejutan itu tidak membuatnya mengerti luka apa yang sebenarnya dia alami.

Larisa merasakan beberapa cedera tulang belakang (untungnya, dia masih bisa bergerak), tulang rusuk patah, lengan dan kaki, gegar otak dan gigi copot, serta rasa sakit yang berkumpul di seluruh tubuhnya.

Dia menderita halusinasi yang berbeda: “Saya membuka mata saya, langit di atas kepala saya, saya di kursi dan Volodya ada di depan saya. Dia duduk di lantai kompartemen kanan yang belum dihancurkan, menarik punggungnya ke dinding. Sepertinya dia sedang menatapku. Akan tetapi, matanya tertutup. Seolah-olah dia mengucapkan selamat tinggal. Saya pikir jika dia memiliki keinginan yang sekarat, dia hanya ingin saya bertahan hidup."

Cara Larissa Bertahan Hidup di Hutan

Terlepas dari semua luka-lukanya, Larisa berhasil berjalan. Pada malam hari, hujan mulai turun dan dia menemukan bagian ringan dari badan pesawat untuk berlindung di bawahnya. Dia sangat kedinginan dan menggunakan sarung jok pesawat untuk menghangatkan diri.

Pada malam pertama, dia mendengar geraman di suatu tempat di hutan. Itu bisa saja beruang, tapi Larisa masih terlalu terguncang untuk memikirkannya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved