Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prof Thamrin Amal Guru Besar UI Dihukum Majelis Dayak jadi Saksi Kasus Video Hot Ariel, Edy Mulyadi?

Nama Edy Mulyadi belakangan jadi sorotan karena disebut menghina suku Dayak.  Sebelum kasus Edy, pernyataan guru besar UI, Thamrin Amal Tamagola saat

Editor: Rasni
Instagram/Tribunnews
Kolase foto Edy Mulyadi 25012022 

Pertama, Thamrin harus meminta maaf kepada masyakarat Dayak yang disampaikan di depan sidang majelis adat.

Kedua, pelanggar adat harus memenuhi singer (denda) dengan menyerahkan lima pikul (setara 500 kilogram) garantung (gong).

Ketiga, menanggung biaya penyelenggaraan acara  (sidang adat itu), yakni Rp77.777.700,-.

Keempat, mencabut kesaksian yang disampaikannya di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat.

Kelima, Thamrin diminta memusnahkan hasil penelitiannya soal masyarakat Adat Dayak.

Keenam, putusan sidang adat ini bersifat final dan mengikat.

Masalah Edy Mulyadi

Selesai masalah penghinaan yang dilakukan oleh Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Dr. Thamrin Amal Tamagola terhadap masyarakat Adat Dayak, kini muncul pernyataan mantan caleg PKS, Edy Mulyadi yang viral di media sosial.

Di video yang tersebar luas di media sosial, Edy Mulyadi mengkritisi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur, dengan menyebut bahwa lokasi IKN baru itu sebagai ‘tempat jin buang anak, genderuwo, kuntilanak’ dan ada yang menyebut ‘monyet’, diduga sebagai berita bohong dan dianggap menghina masyarakat Kalimantan.

Namun, Edy Mulyadi telah menyampaikan permintaan maaf dan mengklarifikasi pernyataan ‘Kalimantan tempat jin buang anak’ yang disampaikan saat menyatakan penolakan atas pemindahan IKN dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim).

Menurut Edy, pernyataan ‘Kalimantan tempat jin buang anak’ itu hanya sebuah istilah untuk menggambarkan tempat yang jauh, demikian klarifikasinya, Senin (24/1/2022) seperti dikutip dari kompas.tv.

Menurutnya, istilah itu sudah biasa dan umum, khususnya di DKI Jakarta.

“Saya minta maaf sedalam-dalamnya kalau itu dianggap salah saya minta maaf, saya minta maaf kalau itu dianggap melukai masyarakat Kalimantan,” ujar Edy.

Dia mengaku tidak ada maksud untuk menghina.

Edy Mulyadi menyampaikan permintaan maaf kepada tokoh dan masyarakat Kalimantan yang disampaikan langsung saat pertemuannya dengan sejumlah tokoh Kalimantan yang dipimpin oleh Dr. H. Muhammad Uhaib As’ad, MSI, Dosen FISIP Universitas Islam Kalimantan di Jakarta.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved